Padangsidimpuan, 15/3 (Antara) - sejak terhitung kenaikan harga gas jenis elpiji per tanggal 1 Maret lalu, pemerintah resmi menaikkan harga elpiji non subsidi atau ukuran 12 kilogram sebesar Rp5 ribu per tabung atau kini harga di Kota Padangsidimpuan mencapai Rp145 ribu. Hal itu diperkirakan berdampak pada tingginya permintaan elpiji ukuran 3 Kg di Kota Berikon salak tersebut. Sebab memang, ada kenaikan permintaan gasl yang sering juga disebut dengan elpiji melon ini. Karyawan CV Liza, Meli menyebut, kenaikan harga itu belum berpengaruh pada permintaan elpiji 12 kilogram. Namun begitu, liza mengakui bahwa ada peningkatan permintaan pada elpiji ukuran 3 kilogram. “Sama-sama banyak  untuk 12 kilogram stabil, dan untuk 3 kilogram saat ini mulai meningkat,” sebut karyawan agen elpiji tersebut. Hal itu dikatakannya, sebab sejak 1 Maret hingga kemarin pukul 10.15 WIB di tempatnya bekerja, elpiji melon ini sudah mengalami kekosongan. Selanjutnya Meli pun memaparkan berbagai harga dari berbagai ukuran gas yang tersedia di agen itu. Elpiji ukuran 3 kilogram saat ini dibanderol Rp16 ribu dan untuk ukuran 12 kilogram dibanderol Rp145 ribu per tabung. Kemudian, elpiji 50 kilogram dibanderol Rp710 ribu, sedangkan untuk elpiji jenis bright dibanderol Rp150 ribu. Sementara seorang pengecer elpiji di Padangmatinggi, A Yani (29), mengakui adanya peningkatan permintaan elpiji melon setelah kenaikan harga elpiji 12 kilogram tersebut. Namun sayangnya, saat ini ia tidak menjualkan elpiji 12 kilogram karena harga yang tinggi dengan peminat yang sedikit. “Harganya terlalu tinggi dan naik terus. Di samping itu, elpiji 12 kilogram juga sedikit peminatnya,” sebut pemilik warung di Jalan Imam Bonjol itu. Suhartono (31), pengguna elpiji 12 Kg menyebutkan, kenaikan harga yang terjadi harus tetap dinikmati. Menurut pengusaha goreng pisang krispi ini, Suhartono enggan berpindah ke elpiji ukuran lain, hanya karena harga naik Rp5 ribu.  

Pewarta: Khairul Arief

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015