Anggota Dewan Kota Medan, Budi D Sinulingga di Medan, Rabu, mengatakan, pengelolaan sampah dengan menerapkan 3R yakni Reuse, Reduce dan Recyle berbasis masyarakat, sangat tepat diterapkan terhadap kota besar seperti halnya Kota Medan.

Hal ini mengingat produksi sampah di Kota Medan setiap harinya terus meningkat, bahkan sudah lebih dari 1.000 ton per hari, sementara yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya sekitar 525 ton.

Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat adalah skala rumah tangga (RT), yakni sebelum sampah dibuang akan dilakukan pemilahan atas jenis sampah, lalu selanjutnya diberikan kepada pengelola sampah skala komunal oleh kelompok masyarakat.

"Pengelolaan 3R ini perlu menyiapkan lokasi seluas 500 meter persegi serta mesin pemilah sampah. Dampak penerapan 3R ini nantinya akan mengurangi kebutuhan armada pengangkutan, mengurangi kebutuhan akan luas TPA, dan dapat memberikan pendapatan kepada masyarakat," katanya.

Asisten Administrasi Umum Pemkot Medan, Ikhwan Habibi Daulay mengatakan memang sangat dibutuhkan peranan masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah rumah tangga, mengingat jumlah armada sampah yang tersedia masih terbatas.

Ditambah lagi TPA yang ada saat ini seperti di TPA Terjun Kecamatan Medan Marelan sudah hampir tidak mampu menampung produksi sampah.

"Artinya dengan menerapkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat itu, menjadi salah satu solusi dalam mengatasi produksi sampah," katanya. ***4***
(T.KR-JRD/B/F.C. Kuen/F.C. Kuen) 13-05-2015

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015