Langkat, Sumut, (Antara) - Nelayan Kelantan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, setiap bulannya bisa mengekspor ikan kerapu ke negara Malaysia mencapai empat ton dari hasil tangkapan nelayan setempat.
"Ikan kerapu tangkapan nelayan Kelantan dikirim ke Malaysia," kata Kepala Desa Kelantan Kecamatan Brandan Barat Syafrizal, di Brandan Barat, Rabu.
"Itu untuk ekspor karena di sana ikan kerapu itu merupakan primadona bagi mereka, sehingga banyak nelayan di sini yang khusus mencarinya," katanya.
Syahrizal menjelaskan ada 500 kepala keluarga nelayan yang bermukim di Kelantan tersebut, dimana sebagian mereka mencari ikan kerapu.
Biasanya hasil tangkapan nelayan ini dijual kepada agen pengumpul, haranya Rp70.000 per kilogram, oleh agen pengumpul ikan tersebut dibawa ke Medan,lalu diekspor ke negara tetangga Malaysia.
Ia juga berharap adanya perhatian dari pemerintah, untuk memberikan berbagai bantuan buat para nelayan di sana seperti boat maupun GPS, agar hasil tangkapan nelayan bisa semakin meningkat tentu kesejahteraan mereka juga akan meningkat.
Sementara itu salah seorang nelayan lainnya Muhammad Nuh yang ditemui menjelaskan selain mencari ikan di laut, istri para nelayan disini juga membuat berbagai home industri untuk menambah pendapatan suami mereka.
Seperti membuat belacan, cincang rebung, dimana produksi para istri nelayan ini sudah ada yang dipasarkan keberbagai mini market, termasuk juga mall.
"Kita juga meminta berbagai pelatihan keterampilan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, agar mereka dapat dibekali dengan berbagai keterampilan lainnya, guna meningkatkan taraf hidup mereka," katanya.
"Keterampilan yang bermamfaat akan dapat menambah pendapatan nelayan untuk mengolah hasil laut lainnya sehingga kehidupan nelayan bisa semakin berkembang, dan kebutuhan sehari-hari mereka bisa dipenuhi," sambungnya.
Sebab untuk pergi melaut seperti sekarang ini, empat bulan hasilnya bisa surplus, namun empat bulan hanya pas-pasan, sementara empat bulan kemudian nelayan bisa tidak melaut kerena cuaca seperti angin ribut, dan ombak besar.***3***
(T.KR-IFZ/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 22-04-2015 22:2
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Ikan kerapu tangkapan nelayan Kelantan dikirim ke Malaysia," kata Kepala Desa Kelantan Kecamatan Brandan Barat Syafrizal, di Brandan Barat, Rabu.
"Itu untuk ekspor karena di sana ikan kerapu itu merupakan primadona bagi mereka, sehingga banyak nelayan di sini yang khusus mencarinya," katanya.
Syahrizal menjelaskan ada 500 kepala keluarga nelayan yang bermukim di Kelantan tersebut, dimana sebagian mereka mencari ikan kerapu.
Biasanya hasil tangkapan nelayan ini dijual kepada agen pengumpul, haranya Rp70.000 per kilogram, oleh agen pengumpul ikan tersebut dibawa ke Medan,lalu diekspor ke negara tetangga Malaysia.
Ia juga berharap adanya perhatian dari pemerintah, untuk memberikan berbagai bantuan buat para nelayan di sana seperti boat maupun GPS, agar hasil tangkapan nelayan bisa semakin meningkat tentu kesejahteraan mereka juga akan meningkat.
Sementara itu salah seorang nelayan lainnya Muhammad Nuh yang ditemui menjelaskan selain mencari ikan di laut, istri para nelayan disini juga membuat berbagai home industri untuk menambah pendapatan suami mereka.
Seperti membuat belacan, cincang rebung, dimana produksi para istri nelayan ini sudah ada yang dipasarkan keberbagai mini market, termasuk juga mall.
"Kita juga meminta berbagai pelatihan keterampilan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, agar mereka dapat dibekali dengan berbagai keterampilan lainnya, guna meningkatkan taraf hidup mereka," katanya.
"Keterampilan yang bermamfaat akan dapat menambah pendapatan nelayan untuk mengolah hasil laut lainnya sehingga kehidupan nelayan bisa semakin berkembang, dan kebutuhan sehari-hari mereka bisa dipenuhi," sambungnya.
Sebab untuk pergi melaut seperti sekarang ini, empat bulan hasilnya bisa surplus, namun empat bulan hanya pas-pasan, sementara empat bulan kemudian nelayan bisa tidak melaut kerena cuaca seperti angin ribut, dan ombak besar.***3***
(T.KR-IFZ/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 22-04-2015 22:2
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015