Medan, 21/4 (Antara) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah optimistis pengusaha golongan itu bisa menjadi "pemain" dan bahkan kuat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA yang dimulai akhir tahun ini.

"Ketahanan koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di kondisi krisis moneter tahun 1997/1998 dan krisis global hingga dewasa ini menambah keyakinian Pemerintah bahwa pengusaha kuat bahkan bisa unggul di MEA,"kata Staf Ahli Menkop dan UKM, Pariaman Sinaga di Medan, Selasa.

Ia mengatakan itu pada acara Sosialisasi Pemberlakuuan MEA dan Perizinan UKM yang digelar PT Bank Sumut dengan Dinas Koperasi dan UKM Sumut memperingati HUT Pemprov Sumut ke-67.

Acara itu dihadiri ratusan pengusaha dari berbagai sektor, pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, pengurus Kadin, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, Dewan kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), asuransi dan akademisi.

Pariaman Sinaga menegaskan, bisanya pengusaha koperasi dan UKM menjalani persaingan ketat karena kegigihan pengusahanya.

"Tetapi untuk siap, pengusaha memang harus semakin membenahi diri dan termasuk mendapat dukungan kuat dari masyarakat
",katanya.

Pengusaha, kata dia, harus terus meningkatkan wawasan, melakukan. efisiensi dalam proses produksi dan memperbaiki manajemen usaha sehingga produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan yang dihasilkan negara lain.

Adapun masyarakat, kata dia, harus menambah rasa cinta terhadap produk dalam negeri.

"Jumlah penduduk yang banyak sesungguhnya menjadi salah satu potensi besar dalam memenangkan persaingan di era MEA,"katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Masri menyebutkan, Pemerintah sudah memberikan banyak kemudahan kepada UKM, salah satunya adalah izin untuk UKM yang sudah bisa hanya dikeluarkan oleh camat.

Direktur Pemasaran Bank Sumut, Ester Ginting, menyebutkan, Bank Sumut sudah lama menyadari pentingnya bantuan
kepada UMKM.

Bank Sumut misalnya bukan hanya membantu pendanaan tetapi juga pelatihan termasuk peningkatan sumber daya manusia.

"Sejak 2008, Bank Sumut sudah membentuk sentra UKM dengan salah satu kegiatan menyelenggarakan pelatihan pemberdayaan pelaku UMK termasuk pelatihan kewirausahawan,"katanya.

Dari sisi pendanaan, misalnya,
Bank Sumut menjalankan kredit mikro pola grameen bank dengan nama Kredit Permaisuri yang khusus diberikan kepada kaum ibu .

Kredit itu diberikan secara berkelompok dan tidak memerlukan agunan.

Bank Sumut juga meluncurkan Kredit Mikro Sumut Sejahtera II berplafon hingga Rp50 juta dengan persyaratam ringan.

"Pada tahun lalu dari total kredit Bank Sumut sebesar Rp18,160 triliun, sebesar 44,38 persen atau Rp8,06 triliun disalurkan pada sektor UMKM,"katanya.

"Bank Sumut berharap daya saing ekonomi nasional dapat memenangkan persaingan MEA yang sudah dimulai tahun ini sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,"katanya.

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga distribusi pemerataan ekonomi yang baik.

Pimpinan Devisi Ritel Bank Sumut, Hadi Sucipto menyebutkan, Bank Sumut terus meningkatkan kredit ke UMKM dengan persentase yang tinggi.

Bahkan pertumbuhan kredit ke UKM lebih tinggi dari kredit sektor lain.***3***

(T.E016/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 21-04-2015

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015