Medan, 20/4 (Antara) - Impor pupuk Sumatera Utara masih terus meningkat atau sudah senilai 44,963 juta dolar AS di Januari-Februari 2015 dampak masih berkembangnya perkebunan di daerah itu.

Kepala Badan Pusat Statitsitik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin, mengatakan, pada periode Januari-Februari tahun ini, impor pupuk itu sudah naik 16,91 persen dari periode sama tahun lalu yang masih 38,460 juta dolar AS.

Salah satu negara pemasok pupuk terbesar Sumut adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

"Impor pupuk yang masih terus terjadi dan tren meningkat itu tidak terlepas dari kebutuhan yang tinggi menyusul Sumut masih tetap menjadi salah satu daerah perkebunanan terbesar di Indonesia," katanya.

Meski pasokan pupuk dari perusahaan di dalam negeri juga semakin banyak memasuki Sumut, tetapi juga belum mampu memenuhi kebutuhan perusahaan perkebunan.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, impor pupuk itu harus ditekan untuk tidak membahayakan Sumut dari ketergantungan pasokan pupuk impor.

"Pemerintah diharapkan bisa menginstruksikan produsen pupuk khususnya yang perusahaan BUMN untuk memproduksi pupuk sesuai kebutuhan di dalam negeri," katanya.

Apalagi, kata dia, hingga dewasa ini, areal perkebunan/pertanian di Sumut juga masih didominasi oleh lahan milik petani yang memerlukan perlindungan.

Kemudian, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, Presiden Joko Widodo juga mempunyai program swasembada pangan pada 2017 yang otomatis memerlukan pupuk lebih banyak untuk merealisasikan penambahan produksi mulai padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya.***3***
(T.E016/B/Suparmono/Suparmono) 20-04-2015 13:46:1

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015