Medan, 19/4 (Antara) - Nilai ekspor Sumatera Utara ke India masih tumbuh 7,15 persen atau mencapai 93,292 juta dolar AS pada Januari-Februari 2015 di tengah menurunnya ekspor produk unggulan daerah itu yakni minyak sawit mentah/crude palm oil.

"Kenaikan devisa dari India menggembirakan karena sedang terjadi penurunan ekspor CPO (crude palm oil)," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Minggu.

Penurunan ekspor CPO dan produk turunannya merupakan dampak masih berlangsungnya krisis global dan termasuk upaya Pemerintah India menolong petaninya.

Ekspor CPO dan turunannya ke India hingga dewasa ini masih merupakan andalan Sumut.

"Jadi ketika ekspor produk unggulan itu turun jelas ada kekhawatiran devisa Sumut dari India akan mengalami tekanan," katanya.

Dan ketika masih mengalami pertumbuhan seperti saat ini, tentu saja menggembirakan, ujarnya.

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, mengakui adanya penurunan ekspor CPO ke India karena melemahnya permintaan dampak ekonomi.

Penurunan permintaan CPO dan produk turunannya dari India sudah terjadi sejak 2014.

Dia mengakui, permintaan yang melemah, bukan hanya karena faktor krisis global tetapi juga karena upaya Pemerintah India melindungi petani minyak nabatinya.

Meski menyadari sulit melakukan penahanan permintaan karena kebutuhan yang besar, tetapi India berupaya menekan impor antara lain dengan memperbesar bea impor CPO. ***3***
(T.E016/B/T. Susilo/T. Susilo)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015