Medan, 1/4 (Antara) - Nilai ekspor Sumatera Utara pada dua bulan pertama 2015 turun sebesar 23,64 persen dari periode sama tahun 2014 atau tinggal 1,183 miliar dolar AS akibat melemahnya penerimaan devisa dari berbagai barang.
"Pada Januari-Februari 2014, nilai ekspor Sumut masih bisa mencapai 1,549 miliar dolar AS, sedangkan di periode sama 2015 tinggal 1,183 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu.
Penurunan nilai ekspor dipicu menurunnya devisa dari berbagai golongan barang dengan terbesar dari kelompok lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, produk kimia, tembakau, buah-buahan dan kayu/barang dari kayu.
Golongan lemak dan minyak hewan nabati misalnya turun 23,86 persen menjadi 489,241 juta dolar AS dan karet turun 40,38 persen menjadi 187,129 juta dolar AS.
"Hampir semua golongan barang ekspor mengalami penurunan di awal tahun ini. Jadi tidak heran penurunan nilai ekspor Sumut turun cukup besar atau 23,64 persen," katanya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa menyebutkan, selain dampak krisis global masih dirasakan, penurunan nilai ekspor itu diduga karena masih di awal tahun.
Pada awal tahun, kata dia, ekspor biasanya cenderung melemah karena di pabrikan industri luar negeri, stok barang masih banyak yang merupakan hasil transaksi perdagangan di akhir tahun sebelumnya.
Namun diakui, tahun inipun, permintaan masih tampak sepi yang merupakan dampak masih dirasakannya krisis global.
"Dampak krisis global itu terlihat dari belum juga menguatnya harga ekspor berbagai barang meski nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menguat," katanya.***3***
(T.E016/B/Suparmono/Suparmono)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Pada Januari-Februari 2014, nilai ekspor Sumut masih bisa mencapai 1,549 miliar dolar AS, sedangkan di periode sama 2015 tinggal 1,183 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Rabu.
Penurunan nilai ekspor dipicu menurunnya devisa dari berbagai golongan barang dengan terbesar dari kelompok lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, produk kimia, tembakau, buah-buahan dan kayu/barang dari kayu.
Golongan lemak dan minyak hewan nabati misalnya turun 23,86 persen menjadi 489,241 juta dolar AS dan karet turun 40,38 persen menjadi 187,129 juta dolar AS.
"Hampir semua golongan barang ekspor mengalami penurunan di awal tahun ini. Jadi tidak heran penurunan nilai ekspor Sumut turun cukup besar atau 23,64 persen," katanya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa menyebutkan, selain dampak krisis global masih dirasakan, penurunan nilai ekspor itu diduga karena masih di awal tahun.
Pada awal tahun, kata dia, ekspor biasanya cenderung melemah karena di pabrikan industri luar negeri, stok barang masih banyak yang merupakan hasil transaksi perdagangan di akhir tahun sebelumnya.
Namun diakui, tahun inipun, permintaan masih tampak sepi yang merupakan dampak masih dirasakannya krisis global.
"Dampak krisis global itu terlihat dari belum juga menguatnya harga ekspor berbagai barang meski nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menguat," katanya.***3***
(T.E016/B/Suparmono/Suparmono)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015