Doloksanggul, Sumut, 31/1 (Antara) – Ketidaksiapan atas berbagai aspek untuk penerapan Ujian Nasional (UN) secara Online menjadi dasar bagi Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dalam memutuskan sikap untuk tetap menggunakan sistem manual dalam pelaksanaan UN tahun 2015.
“Dari semua aspek kita belum siap untuk menerapkan UN Online, karena itu kita masih menggunakan sistem manual pada pelaksanaan UN 2015," kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Humbahas, Parlindungan Hutasoit di ruang kerjanya di Dolok Sanggul, Selasa.
Dari sisi kesiapan siswa, jelasnya, pihaknya juga melihat para pelajar di Humbahas belum mampu melakukan ujian dengan sistem online. Hal itu menjadi dasar Pemkab Humbahas memutuskan untuk tetap menggunakan sistem manual.
"Ketidaksiapan itu menjadi alasan yang paling riil menyikapi penerapan UN Online. Hal itu yang menjadi alasan utama bagi Disdikbud setempat untuk tidak mengusulkan satu sekolahpun dari Humbahas dalam penerapannya," tegasnya.
“Karena untuk mengikuti Ujian Nasional online harus menggunakan Computer Base Test (CBT) menggantikan papper test. Belum lagi, dalam pelaksanaan UN online, setiap sekolah harus mempersiapkan secara matang, baik sarana maupun prasarana, dengan ketentuan yang dipersyaratan Kemendikbud,” katanya.
Hutasoit mengatakan poin ketidaksiapan secara teknis baik berupa perangkat IT maupun kesiapan siswa dan guru juga masih sangat besar. Pasalnya untuk UN Online banyak item yang harus dipersiapkan secara matang. Sehingga sekolah-sekolah di Humbahas belum memenuhi kriteria memilih untuk UN Online.
“Padahal yang paling penting dalam UN Online adalah kesiapan sarana prasarana, siswa, guru dan minimal sempat diujicobakan pada siswa," katanya.
Sementara itu anggota DPRD Humbahas, Bukka Lumbantoruan juga menegaskan ketidaksiapan daerah itu dalam pelaksanaan UN Online. Menurutnya, sistem Online tidak merupakan ketentuan wajib yang harus diikuti Kabupaten. Karena itu penggunaan sistem manual oleh Pemkab Humbahas dalam melaksanakan UN tahun ini masih lebih tepat. Sebab, jika siswa langsung dihadapkan pada sistem online, maka akan menimbulkan kegamangan.
“Kita memang lebih sepakat sistem manual. Karena dari segi sarana dan prasarana kita belum siap,” sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
“Dari semua aspek kita belum siap untuk menerapkan UN Online, karena itu kita masih menggunakan sistem manual pada pelaksanaan UN 2015," kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Humbahas, Parlindungan Hutasoit di ruang kerjanya di Dolok Sanggul, Selasa.
Dari sisi kesiapan siswa, jelasnya, pihaknya juga melihat para pelajar di Humbahas belum mampu melakukan ujian dengan sistem online. Hal itu menjadi dasar Pemkab Humbahas memutuskan untuk tetap menggunakan sistem manual.
"Ketidaksiapan itu menjadi alasan yang paling riil menyikapi penerapan UN Online. Hal itu yang menjadi alasan utama bagi Disdikbud setempat untuk tidak mengusulkan satu sekolahpun dari Humbahas dalam penerapannya," tegasnya.
“Karena untuk mengikuti Ujian Nasional online harus menggunakan Computer Base Test (CBT) menggantikan papper test. Belum lagi, dalam pelaksanaan UN online, setiap sekolah harus mempersiapkan secara matang, baik sarana maupun prasarana, dengan ketentuan yang dipersyaratan Kemendikbud,” katanya.
Hutasoit mengatakan poin ketidaksiapan secara teknis baik berupa perangkat IT maupun kesiapan siswa dan guru juga masih sangat besar. Pasalnya untuk UN Online banyak item yang harus dipersiapkan secara matang. Sehingga sekolah-sekolah di Humbahas belum memenuhi kriteria memilih untuk UN Online.
“Padahal yang paling penting dalam UN Online adalah kesiapan sarana prasarana, siswa, guru dan minimal sempat diujicobakan pada siswa," katanya.
Sementara itu anggota DPRD Humbahas, Bukka Lumbantoruan juga menegaskan ketidaksiapan daerah itu dalam pelaksanaan UN Online. Menurutnya, sistem Online tidak merupakan ketentuan wajib yang harus diikuti Kabupaten. Karena itu penggunaan sistem manual oleh Pemkab Humbahas dalam melaksanakan UN tahun ini masih lebih tepat. Sebab, jika siswa langsung dihadapkan pada sistem online, maka akan menimbulkan kegamangan.
“Kita memang lebih sepakat sistem manual. Karena dari segi sarana dan prasarana kita belum siap,” sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015