Doloksanggul, Sumut 15/2 (Antara) - Saat ini, populasi ikan pora-pora di perairan Danau Toba terancam punah. Hadirnya ikan predator yang disebut warga ikan perak disebut memegang andil pemusnahan ikan tersebut.

“Selama ini, kami menggantungkan hidup keluarga dengan menangkap ikan pora pora di pinggiran danau ini. Namun saat ini, semua ikan itu telah habis dimakan ikan perak. Tidak ada lagi yang bisa kami harapkan. Sebab, seandainya penangkapan ikan perak bisa dijadikan jalan nafkah. Tentu saya akan tetap menggeluti profesi ini,” terang Paruntungan Manullang, warga Kecamatan Bakkara, Humbahas, Minggu.

Keluhan petani ikan ini sangat berdasar. Sebab, profesi selama ini menggantungkan hidup atas penangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan dapur keluarga, ternyata susah untuk dialihkan.

“Saat ini, saya terpaksa melakoni pekerjaan Paragat (pengambil air nira sebagai bahan minuman khas batak yang disebut Tuak). Dan itupun tidak mampu membutuhi keluarga. Harapan saya, Pemkab Humbahas mencarikan solusi atas fenomena kelangkaan ikan pora-pora di Danau Toba. Atau sebisanya mencarikan langkah untuk mengatasi predator ikan pora-pora,” pintanya

Paruntungan mengakui jika di daerah itu, ada juga profesi lainnya seperti bertani dan bercocok tanam yang lajim digeluti penduduk. Namun, itupun susah untuk dapat diandalkan. Sebab, persoalan hama babi hutan menjadi hal mendasar yang pasti dihadapi para petani.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015