Medan, 5/2 (Antara) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara diminta mencari solusi atas efek yang muncul dari penggunaan sejumlah alat kontrasepsi yang tidak menimbulkan kenyamanan masyarakat.
Dalam rapat dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut di Medan, Kamis, anggota Komisi E DPRD Sumut Lidiani Lase mengatakan, cukup banyak alat kontrasepsi yang justru mengganggu kesehatan atau menimbulkan efek yang meresahkan.
Ia mencontohkan penggunaan alat kontrasepsi jenis suntik yang justru mengurangi tingkat kesuburan wanita akibat penggunaan alat tersebut dalam rentang waktu tertentu.
"Ada yang tiga tahun menggunakan suntik, justru tidak bisa hamil lagi setelah berhenti KB," katanya.
Pihaknya juga beberapa kali menerima keluhan warga yang menggunakan KB jenis suntik karena menjadi kurus dan sering mengalami mual sehingga memuntahkan makanan yang dikonsumsi pada tahun tahun pertama.
Sedangkan pada tahun kedua, pengguna alat kontrasepsi tersebut justru menjadi gemuk akibat mengalami selera makan dan perubahan hormon.
"Akibat efek-efek itu, hilang kepercayaan mereka terhadap KB karena merasa tidak nyaman," kata politisi Partai Demokrat tersebut.
Karena itu, BKKBN Sumut perlu mencari solusi untuk meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan masyarakat terhadap alat kontrasepsi yang digunakan.
"Selagi tidak ada kenyamanan, tingkat kepesertaan KB akan rendah," kata Lidiani.
Kepala BKKBN Sumut Widwiono mengatakan, pihaknya selalu melakukan evaluasi terhadap program yang dijalankan, terutama jika menemui kegagalan atau komplikasi yang dialami masyarakat.
Pihaknya juga akan mempelajari masalah yang disampaikan anggota DPRD Sumut tersebut meski selama ini belum menerima laporan tentang penggunaan alat kontrasepsi yang bisa membuat gemuk atau kurus itu.
"Memang ada keluhan komplikasi seperti timbulnya warna merah di kulit karena pemasangan implan. Namun dalam dua tahun ini, belum ada keluhan seperti gemuk dan kurus. Kalau ada kasus seperti itu, pasti kami datangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Dalam rapat dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut di Medan, Kamis, anggota Komisi E DPRD Sumut Lidiani Lase mengatakan, cukup banyak alat kontrasepsi yang justru mengganggu kesehatan atau menimbulkan efek yang meresahkan.
Ia mencontohkan penggunaan alat kontrasepsi jenis suntik yang justru mengurangi tingkat kesuburan wanita akibat penggunaan alat tersebut dalam rentang waktu tertentu.
"Ada yang tiga tahun menggunakan suntik, justru tidak bisa hamil lagi setelah berhenti KB," katanya.
Pihaknya juga beberapa kali menerima keluhan warga yang menggunakan KB jenis suntik karena menjadi kurus dan sering mengalami mual sehingga memuntahkan makanan yang dikonsumsi pada tahun tahun pertama.
Sedangkan pada tahun kedua, pengguna alat kontrasepsi tersebut justru menjadi gemuk akibat mengalami selera makan dan perubahan hormon.
"Akibat efek-efek itu, hilang kepercayaan mereka terhadap KB karena merasa tidak nyaman," kata politisi Partai Demokrat tersebut.
Karena itu, BKKBN Sumut perlu mencari solusi untuk meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan masyarakat terhadap alat kontrasepsi yang digunakan.
"Selagi tidak ada kenyamanan, tingkat kepesertaan KB akan rendah," kata Lidiani.
Kepala BKKBN Sumut Widwiono mengatakan, pihaknya selalu melakukan evaluasi terhadap program yang dijalankan, terutama jika menemui kegagalan atau komplikasi yang dialami masyarakat.
Pihaknya juga akan mempelajari masalah yang disampaikan anggota DPRD Sumut tersebut meski selama ini belum menerima laporan tentang penggunaan alat kontrasepsi yang bisa membuat gemuk atau kurus itu.
"Memang ada keluhan komplikasi seperti timbulnya warna merah di kulit karena pemasangan implan. Namun dalam dua tahun ini, belum ada keluhan seperti gemuk dan kurus. Kalau ada kasus seperti itu, pasti kami datangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015