Medan, 5/2 (Antara) - Perekonomian Sumatera Utara pada 2014, tumbuh melambat atau sebesar 5,23 persen dari 2014 yang masih bisa sebesar 6,08 persen.
"Perekonomian melambat dipicu masih berlangsungnya krisis global. Tetapi syukur perekonomian Sumut masih bertumbuh," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono, di Medan, Kamis.
Semakin disyukuri, karena pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha dengan terbesar pada sektor informasi dan komunikasi atau tumbuh 7,23 persen.
Kemudian diikuti oleh jasa lainnya dan jasa kesehatan.
Untuk sektor jasa lainnya bertumbuh 7,04 persen dan jasa kesehatan 7,00 persen.
Dia menjelaskan, secara penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,20 persen .
Kemudian diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,10 persen dan konstruksi 0,82 persen.
"Adapun yang memberikan distribusi terbesar terhadap total PDRB (pendapatan domestik regional bruto) pada tahun lalu yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan 23,18 persen, industri pengolahan 19,90 persen serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 17,11 persen," kata Ateng.
Total PDRB Sumut pada 2014 yang dihitung atas dasar harga berlaku mencapai Rp523.771,57 miliar dan PDRB per kapita mencapai Rp38,05 juta atau 3.205,8 dolar AS.
Sedangkan sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,21 persen diikuti pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tanggga (LNPRT) 4,72 persen dan konsumsi pemerintah 4,31 persen.
"Pengeluaran didominasi komponen konsumsi rumah tangga sebesar 54,94 persen diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 31,57 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,87 persen dan pengeluaran LNPRT 0,98 persen," katanya.
Ekonom Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, krisis ekonomi di 2014 memang menghambat pertumbuhan ekonomi Sumut.
Dan seperti tahun 2014, ujarnya, pertumbuhan ekonomi 2015, juga diperkirakan masih akan melambat karena perekonomian terlihat masih tidak jauh berbeda dari 2014 atau melesu.
"Meski pemerintah berupaya meningkatkan infrastruktur, tetapi krisis global cukup mempengaruhi perekonomian," kata Wahyu yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Dengan kondisi seperti itu, maka diperkirakan target pertumbuhan ekonomi tahun 2015 Sumut yang sebesar 6,28 persen masih sulit tercapai. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Perekonomian melambat dipicu masih berlangsungnya krisis global. Tetapi syukur perekonomian Sumut masih bertumbuh," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono, di Medan, Kamis.
Semakin disyukuri, karena pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha dengan terbesar pada sektor informasi dan komunikasi atau tumbuh 7,23 persen.
Kemudian diikuti oleh jasa lainnya dan jasa kesehatan.
Untuk sektor jasa lainnya bertumbuh 7,04 persen dan jasa kesehatan 7,00 persen.
Dia menjelaskan, secara penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,20 persen .
Kemudian diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,10 persen dan konstruksi 0,82 persen.
"Adapun yang memberikan distribusi terbesar terhadap total PDRB (pendapatan domestik regional bruto) pada tahun lalu yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan 23,18 persen, industri pengolahan 19,90 persen serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 17,11 persen," kata Ateng.
Total PDRB Sumut pada 2014 yang dihitung atas dasar harga berlaku mencapai Rp523.771,57 miliar dan PDRB per kapita mencapai Rp38,05 juta atau 3.205,8 dolar AS.
Sedangkan sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,21 persen diikuti pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tanggga (LNPRT) 4,72 persen dan konsumsi pemerintah 4,31 persen.
"Pengeluaran didominasi komponen konsumsi rumah tangga sebesar 54,94 persen diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 31,57 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 7,87 persen dan pengeluaran LNPRT 0,98 persen," katanya.
Ekonom Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, krisis ekonomi di 2014 memang menghambat pertumbuhan ekonomi Sumut.
Dan seperti tahun 2014, ujarnya, pertumbuhan ekonomi 2015, juga diperkirakan masih akan melambat karena perekonomian terlihat masih tidak jauh berbeda dari 2014 atau melesu.
"Meski pemerintah berupaya meningkatkan infrastruktur, tetapi krisis global cukup mempengaruhi perekonomian," kata Wahyu yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Dengan kondisi seperti itu, maka diperkirakan target pertumbuhan ekonomi tahun 2015 Sumut yang sebesar 6,28 persen masih sulit tercapai. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015