Doloksanggul, Sumut 4/2 (Antara) - Pemerintah Humbang Hasundutan (Humbahas) untuk tahun ajaran 2015-2016 akan memberlakukan muatan lokal dalam kurikulum pendidikan guna membangun karakter pelajar daerah berbasis kearifan lokal.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) penyusunan muatan lokal tahun 2014, Torang M Simanullang mengatakan, saat ini penyusunan kurikulum pendidikan muatan lokal untuk Sekolah Dasar dan Sekolah menengah pertama (SMP) sudah rampung. Dalam penyusunan tersebut pihak Pemkab Humbahas telah melibatkan sejumlah ahli budaya termasuk guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Dr Robert Sibarani sebagai narasumber dan tenaga ahli dalam bidang budaya batak.

“Secara kusus dalam kurikulum tersebut kita menitikberatkan pada kearifan lokal masyarakat Humbang yang merupakan bagian dari masyarakat Batak Toba. Serta dalam kurikulum tersebut kita menitikberatkan pada karakter yang berbasis kearifan lokal tersebut,” terangnya kepada wartawan, Rabu (4/2) di Dolok Sanggul.

Lulusan sastra daerah USU tersebut menjelaskan bahwa pengembangan pendidikan muatan lokal di daerah Humbahas saat ini sudah sangat dibutuhkan. Terlebih saat ini perkembangan dunia informasi dan komunikasi telah menjadi sarana penyaluran budaya asing kepada generasi muda. Sehingga terjadi degradasi budaya yang mengarah pada pergeseran nilai-nilai falsafah daerah. padahal nilai nilai tersebut sangat dibutuhkan demi mempertahankan jati diri daerah. Karena ketika satu daerah mengalami degradasi peradapan akan berdampak pada kelemahan berbagai sektor.

“Dasar dari setiap perkembangan manusia terletak pada karakter dan pengembangan pendidikan. Karena itu sesuai dengan Peraturan Bupati tahun 2013 kita mengembangkan muatan lokal dan menjadikan muatan lokal dalam kurikulum daerah. Dengan harapan falsafah dan budaya daerah memiliki regenerasi dari lingkungan pendidikan,” ujarnya.

Direktur Pusat Kajian Batak Universitas HKBP Nommensen, Manguji Nababan mengapresiasi pembuatan mata pelajaran muatan lokal dalam kurikulum daerah. Langkah tersebut menurut Manguji harus ditiru oleh kabupaten kota lainnya. Sehingga pembuatan muatan lokal dalam kurikulum tidak asal. Dan harus sistimatis sesuai dengan konsep kearifan lokal yang ada. Namun menurut Manguji yang harus di antipasi adalah kesiapan para tenaga pengajar daerah dalam mengaplikasikan muatan lokal tersebut dilingkungan pendidikan. Sebab menurut dia sampai saat ini belum ada tenaga pengajar yang kusus di keluarkan dunia perguruan tinggi untuk pendidikan muatan lokal.

“Sehingga dinas pendidikan Humbahas masih memiliki tugas yang sangat berat, dimana dinas tersebut harus membuat pelatihan, sosialisasi serta workshop terhadap para guru-guru. Karena jika tidak demikian pengembangan muatan lokal tersebut akan sia-sia,” katanya.

 

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015