Medan,31/1 (Antara) - Bank Indonesia mencatat kredit usaha mikro, kecil, dan menengah di Sumut pada 2014 tumbuh sebesar 15,25 persen dibandingkan 2013 atau mencapai Rp45,77 triliun.
"Pada 2013, penyaluran kredit UMKM Rp39,7 triliun dan 2014 mencapai Rp45,77 triliun," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Difi A Johansyah di Medan, Jumat.
Pertumbuhan kredit tahun 2014 itu lebih tinggi dibandingkan 2013 yang tumbuh 14,91 persen atau dari Rp34,55 triliun pada 2012 menjadi Rp39,7 triliun pada 2013.
Peningkatan penyaluran kredit UMKM tersebut mengindikasikan bahwa potensi UMKM di Sumut masih cukup tinggi, khususnya sektor mikro.
Difi menjelaskan, penyaluran kredit mikro pada 2014 tumbuh mencapai 30,87 persen atau menjadi Rp9,37 triliun dari 2013 yang Rp7,16 triliun.
"BI memang terus berupaya meningkatkan jumlah kredit UMKM di tengah juga upaya mendorong dan memberdayakan UMKM melalui pemberian pelatihan, bantuan teknis, dan bahkan pendampingan hingga pemberian bantuan peralatan," katanya.
Dia menegaskan, walau ada wacana mengetatkan penyaluran kredit karena melihat adanya hambatan yang dikhawatirkan bisa menimbulkan kredit macet, tetapi tidak bisa mengabaikan kebutuhan dana segar pengusaha khususnya UMKM.
Wakil Ketua Umum bidang UMKM Koperasi dan Industri Kreatif Kadin Sumut, Ichsan Taufiq menyebutkan, mulai 2015, sektor UMKM di Sumut semakin mengalami persaingan ketat dengan masuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Untuk itu, kata dia, semakin diperlukan dukungan kuat termasuk pendanaan.
"Kesulitan pengusaha UMKM khususnya di klasifikasi mikro dan kecil dalam mengakses perbankan harus ditekan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Pada 2013, penyaluran kredit UMKM Rp39,7 triliun dan 2014 mencapai Rp45,77 triliun," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Difi A Johansyah di Medan, Jumat.
Pertumbuhan kredit tahun 2014 itu lebih tinggi dibandingkan 2013 yang tumbuh 14,91 persen atau dari Rp34,55 triliun pada 2012 menjadi Rp39,7 triliun pada 2013.
Peningkatan penyaluran kredit UMKM tersebut mengindikasikan bahwa potensi UMKM di Sumut masih cukup tinggi, khususnya sektor mikro.
Difi menjelaskan, penyaluran kredit mikro pada 2014 tumbuh mencapai 30,87 persen atau menjadi Rp9,37 triliun dari 2013 yang Rp7,16 triliun.
"BI memang terus berupaya meningkatkan jumlah kredit UMKM di tengah juga upaya mendorong dan memberdayakan UMKM melalui pemberian pelatihan, bantuan teknis, dan bahkan pendampingan hingga pemberian bantuan peralatan," katanya.
Dia menegaskan, walau ada wacana mengetatkan penyaluran kredit karena melihat adanya hambatan yang dikhawatirkan bisa menimbulkan kredit macet, tetapi tidak bisa mengabaikan kebutuhan dana segar pengusaha khususnya UMKM.
Wakil Ketua Umum bidang UMKM Koperasi dan Industri Kreatif Kadin Sumut, Ichsan Taufiq menyebutkan, mulai 2015, sektor UMKM di Sumut semakin mengalami persaingan ketat dengan masuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Untuk itu, kata dia, semakin diperlukan dukungan kuat termasuk pendanaan.
"Kesulitan pengusaha UMKM khususnya di klasifikasi mikro dan kecil dalam mengakses perbankan harus ditekan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015