Medan,   (Antara) - Pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastruktur jalan di Sumatera Utara diharapkan dapat mengimbangi program yang dijalankan dengan pembenahan drainase.

Ketua Komisi D DPRD Sumut Mustofawiyah Sitompul di Medan, Senin, mengatakan, dalam pembangunan infrastruktur jalan, harus ada keseimbangan antara jalan yang dibangun dengan drainase terdekat.

Jika tidak ada keseimbangan, justru jalan yang dibangun tersebut tidak akan bertahan lama karena sering menerima debit air dari drainase yang rusak.

Jika sering menerima genangan air dalam rentang waktu tertentu, badan jalan tersebut akan mudah rusak karena airnya mengurangi tingkat rekatan aspal.

Pihaknya tidak mengetahui tingkat pemantauan yang dilakukan pemangku kepentingan dalam pembangunan jalan, baik Dinas Binamarga mau pun Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional terhadap pengaruh drainase terhadap kerusakan jalan.

"Namun yang jelas, drainase yang merusak jalan itu," katanya.

Politisi Partai Demokrat tersebut menyayangkan lemahnya perhatian terhadap pembenahan drainse tersebut sehingga sering merusak kualitas jalan lebih cepat.

Padahal, biaya pembenahan drainase tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan dalam membangun jalan.

Karena itu, tidak mengherankan jika banyak ruas jalan di Sumut yang cepat dan menimbulkan anekdot yang tidak enak didengar tentang perbandingan kualitas jalan dengan provinsi lain.

"Ada pameo, kalau di Riau bisa tidur nyenyak (ketika naik kendaraan), tetapi akan terbangun kalau sudah masuk Sumut," ujar Mustofawiyah. ***3***
(T.I023/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014