Seirampah, Sumut, 12/11 (Antara) - Industri olahan kelapa sawit diminta tetap mengedepankan dan menerapkan konsep berwawasan lingkungan hidup berupa 3 R, yaitu "Reduce", "Reuse" dan "Recyle" secara berkelanjutan.

"Hal ini berguna untuk menjaga limbah serta polutan yang keberadaannya dapat merugikan masyarakat sekitarnya," kata Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Soekirman, di Seirampah, Rabu.

Hal itu ia katakan menanggapi diresmikannya pabrik pengolahan kelapa sawit dengan mengusung konsep green, berkelanjutan (sustainable) dan modern milik PT Karya Serasi Jaya Abadi (KSJA) yang berlokasi di Desa Binjai Kecamatan Tebing Syahbandar.

Kehadiran pabrik pengolahan kelapa sawir tersebut selain menunjukkan bahwa "tanah bertuah negeri beradat" tersebut menjadi daerah yang menarik dan kondusif untuk berinvestasi.

Sejak Kabupaten Sergai dimekarkan dari kabupaten induk Deliserdang, kata Soekirman, selama hampir sebelas tahun usia untuk pertama kalinya beroperasionalnya perusahaan olahan kelapa sawit modern.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan peluang investasi di kabupaten itu sangat terbuka lebar bagi investor, karena banyak potensi yang bisa dikembangkan, salah satu potensi itu adalah sektor perkebunan.

Saat ini tercatat sekitar 50.694,04 hektare milik perusahaan besar kelapa sawit sedangkan perkebunan rakyat tercatat seluas 12.573,93 hektare, sementara industri kelapa sawit yang beroperasi saat ini di daerah itu sebanyak tujuh unit.

Dengan hadirnya berbagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit, menurut dia, harus memberikan berbagai manfaat bukan saja mendapatkan nilai tambah untuk kemakmuran masyarakat, juga berdampak positif bagi perkembangan daerah.

Di samping itu perusahaan diminta menjaga agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan. Walaupun sudah menggunakan sistem pengolahan modern, karena seluruh bagian buah sawit dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan limbah.

Dirut PT KSJA Surianto mengatakan, perusahaannya memiliki standar pengolah kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton perjam dan harga pembelian tandan buah segar (TBS) disesuaikan dengan harga global yang telah ditetapkan.

"Untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan, kami juga membuka lapangan kerja yang hampir 60 persen merupakan putra daerah," katanya.***3***
(T.KR-JRD/B/Farochah/Farochah)

Pewarta: Juraidi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014