Medan,   (Antara) - Operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia, Telkomsel, kembali membantu pengadaan air bersih untuk pengungsi Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara, menyusul terjadinya erupsi kembali gunung itu.

"Bantuan air bersih yang sebelumnya dihentikan usai erupsi Sinabung pertengahan September 2013, dewasa ini kembali diaktifkan karena bencana kembali melanda daerah itu sejak Oktober 2014," kata Executive Vice President Telkomsel Area Sumatera Bambang Supriogo di Medan, Minggu.

Bantuan air bersih itu dilakukan mengingat air dinilai sangat vital untuk masyarakat yang berada di pengungsian.

Dia menjelaskan bantuan air bersih itu dipusatkan pada lima titik pengungsian di sekitar Gunung Sinabung yakni posko GBKP Kabanjahe, Gedung Serbaguna KNPI, Paroki Kabanjahe, UKA Kabanjahe dan Klasis GBKP Kota Brastagi.

Bantuan direncanakan untuk 80 hari, namun akan diperpanjang kalau dinilai masih dibutuhkan, katanya.

"Manajemen berkomitmen meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar khususnya yang dilanda bencana seperti Karo," katanya.

Selain air bersih, sebelumnya Telkomsel memberikan berbagai bantuan mulai bahan pangan, kesehatan dan layanan komunikasi gratis.

Manajemen sendiri, kata dia, terus menjaga dan memastikan bahwa seluruh layanan Telkomsel tetap berfungsi normal meski hingga saat ini aktivitas Gunung Sinabung tren meningkat.

Pascaerupsi pertama terjadi dan hingga kini, Telkomsel tetap menjaga performansi jaringan di daerah terkena dampak bencana tersebut.

Telkomsel misalnya menyiagakan COMBAT jika dibutuhkan untuk di tempatkan pada lokasi yang memiliki trafik komunikasi tinggi dan dirasakan perlu penambahan kapasitas jaringan Telkomsel.

Telkomsel juga menyiagakan "mobile genset" untuk meningkatkan catuan daya listrik cadangan bagi wilayah yang berpotensi mengalami pemadaman listrik.

"Manajemen terus siaga untuk bisa cepat mengambil langkah antisipasi jika terjadi lonjakan trafik atau dampak bencana yang lebih besar,"katanya.

Dari 8.400 Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel di Wilayah Sumatera bagian utara (Sumut dan NAD), ada 20 BTS yang melayani wilayah Kabanjahe dan sekitarnya yang merupakan lokasi terdekat dengan Gunung Sinabung.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasiona Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, dewasa ini pengungsi Sinabung berjumlah .284 jiwa (1.018 kepala keluarga) yang ditempatkan di 12 titik pengungsian.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata dia, sudah memerintahkan agar mempercepat relokasi pemukiman pengungsi Sinabung itu.

Terkait relokasi, Presiden mengeluarkan empat arahan yakni memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera mempercepat izin lahan relokasi seluas 450 hektare di Kacinambun Puncak 2000 dan akses jalan menuju lokasi sepanjang 3,8 kilometer (km) dan lebar 12 meter.

Pemkab Karo sendiri diminta segera mempercepat pembangunan jalan menuju lokasi relokasi sepanjang 3,8 km dan lebar 12 meter dengan melibatkan pasukan Zeni TNI.

Untuk mengantisipasi ancaman erupsi Gunung Sinabung ke depan, maka perlu disiapkan relokasi bagi empat desa dan satu dusun untuk jangka panjang yaitu Desa Guru Kinayan, Desa Berasitepu, Desa Gamber, Desa Kota Tunggal dan Dusun Sibintun
"Adapun arahan ke empat, untuk jangka pendek relokasi bagi warga Desa Bekerah, Simacem, Sukameriah disegerakan,"katanya.***3***
(T.E016/B/Farochah/Farochah)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014