Simalungun, Sumut, 22/10 (Antara) - Kelompok Tani (Poktan) Wanita Tani Andalan Haranggaol Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, panen perdana bawang merah, Selasa, di lahan seluas satu rante (20 meter x 20 meter) di Kelurahan Haranggaol Horisan.
"Produksi berat basah mencapai 1,6 ton dengan estimasi berat kering 980 kilogram," sebut penyuluh pendamping Kelurahan Haranggaol Horisan, Rikson Saragih.
Dengan hasil ini diperkirakan, untuk lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan minimal 15 ton bawang merah, sedangkan raihan yang diperoleh selama ini antara enam sampai delapan ton.
"Hasilnya sangat menggembirakan, dua kali lipat bahkan lebih dari panen-panen sebelumnya. Ini membangkitkan semangat warga untuk mengembangkan tanaman bawang merah," kata Rikson.
Rikson menyampaikan, Poktan Wanita Tani Andalan binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Pematangsiantar ini melakukan penanaman percontohan bawang merah di lahan seluas 4,8 rante bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.
Ketua Poktan Wanita Tani Andalan, Rosmaida Saragih mengungkapkan ketidak-yakinan mereka dengan penjelasan BPTP, penerapan pertanian dengan teknologi akan meningkatkan produktivitas tanaman.
"Karena dibantu pihak BI dan pendampingan peneliti BPTP, kita coba. Dan hasilnya sangat memuaskan. Kami akan kembangkan tanaman ini di lahan kami masing-masing," kata Rosmaida.
Peneliti BPTP Sumatera Utara, Sorta Simatupang menyampaikan kesulitan pihaknya dalam memberikan pengetahuan pertanian moderen melalui alih teknologi kepada petani tradisional.
"Tidak mudah mengubah 'mind set' (pola pikir) dan perilaku petani hanya dengan teori. Jadi kita terapkan sistem demplot (pola tanaman percontohan). Setelah itu diikuti petani lainnya," ujar Sorta.
Sorta mengatakan, di lahan percontohan ini ditanam empat varitas bawang merah, satu varitas lokal dan lainnya varitas Bima, Maja dan Tiron sebagai bahan perbandingan.
"Varitas dengan panen terbanyak akan dikembangkan para petani," kata Sorta.
Deputi Manager KPw BI Pematangsiantar, Elly Tjan melalui Manager Unit Kerja Akses Keuangan dan UMKM, James Wilson Lumbantobing menyebutkan, pihaknya membina kelompok tani bawang merah di dua lokasi, Haranggaol dan Pamatang Silimahuta.
"Kedua daerah ini merupakan sentra bawang merah, jadi kita motivasi lagi lebih meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan pendapatan keluarga," kata James.
Selain itu lanjut James, sebagai upaya menguatkan ketahanan pangan dan mengantisipasi laju inflasi karena bawang merah saqlahsatu faktor penyumbang angka inflasi. ***2***
(T.KR-WRS/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) Mudah – mudahan saja pada pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Yusuf Kalla melakukan blusukannya ke daerah dan dapat mensterilkan harga hasil bumi dan sebanding dengan biaya kebutuhan pokok sehari – hari. Sehingga dapat memberikan jaminan kehidupan bagi petani karet, kata Jakulabu di Panyabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Produksi berat basah mencapai 1,6 ton dengan estimasi berat kering 980 kilogram," sebut penyuluh pendamping Kelurahan Haranggaol Horisan, Rikson Saragih.
Dengan hasil ini diperkirakan, untuk lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan minimal 15 ton bawang merah, sedangkan raihan yang diperoleh selama ini antara enam sampai delapan ton.
"Hasilnya sangat menggembirakan, dua kali lipat bahkan lebih dari panen-panen sebelumnya. Ini membangkitkan semangat warga untuk mengembangkan tanaman bawang merah," kata Rikson.
Rikson menyampaikan, Poktan Wanita Tani Andalan binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Pematangsiantar ini melakukan penanaman percontohan bawang merah di lahan seluas 4,8 rante bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.
Ketua Poktan Wanita Tani Andalan, Rosmaida Saragih mengungkapkan ketidak-yakinan mereka dengan penjelasan BPTP, penerapan pertanian dengan teknologi akan meningkatkan produktivitas tanaman.
"Karena dibantu pihak BI dan pendampingan peneliti BPTP, kita coba. Dan hasilnya sangat memuaskan. Kami akan kembangkan tanaman ini di lahan kami masing-masing," kata Rosmaida.
Peneliti BPTP Sumatera Utara, Sorta Simatupang menyampaikan kesulitan pihaknya dalam memberikan pengetahuan pertanian moderen melalui alih teknologi kepada petani tradisional.
"Tidak mudah mengubah 'mind set' (pola pikir) dan perilaku petani hanya dengan teori. Jadi kita terapkan sistem demplot (pola tanaman percontohan). Setelah itu diikuti petani lainnya," ujar Sorta.
Sorta mengatakan, di lahan percontohan ini ditanam empat varitas bawang merah, satu varitas lokal dan lainnya varitas Bima, Maja dan Tiron sebagai bahan perbandingan.
"Varitas dengan panen terbanyak akan dikembangkan para petani," kata Sorta.
Deputi Manager KPw BI Pematangsiantar, Elly Tjan melalui Manager Unit Kerja Akses Keuangan dan UMKM, James Wilson Lumbantobing menyebutkan, pihaknya membina kelompok tani bawang merah di dua lokasi, Haranggaol dan Pamatang Silimahuta.
"Kedua daerah ini merupakan sentra bawang merah, jadi kita motivasi lagi lebih meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan pendapatan keluarga," kata James.
Selain itu lanjut James, sebagai upaya menguatkan ketahanan pangan dan mengantisipasi laju inflasi karena bawang merah saqlahsatu faktor penyumbang angka inflasi. ***2***
(T.KR-WRS/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) Mudah – mudahan saja pada pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Yusuf Kalla melakukan blusukannya ke daerah dan dapat mensterilkan harga hasil bumi dan sebanding dengan biaya kebutuhan pokok sehari – hari. Sehingga dapat memberikan jaminan kehidupan bagi petani karet, kata Jakulabu di Panyabungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014