Balige, 15/7 (Antara) - Nelayan tradisional Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), mengeluhkan hasil tangkapan ikan betutu perolehan mereka yang saat ini semakin menurun akibat kemarau berkepanjangan menyebabkan berkurangnya populasi ikan sepanjang pinggiran danau Toba.

"Dalam sebulan terakhir ini, hasil tangkapan jauh menurun akibat musim kemarau berkepanjangan," kata Simangunsong (42) nelayan tradisional di Lumbanbulbul, Balige, Selasa.

Biasanya, kata dia, setiap pekan pada hari Jumat berhasil membawa ikan "sioto" (jenis betutu) sekitar 20 hingga 30 kilogram.

Namun sekarang ini, menurut Simangunsong, dirinya bersama sesama nelayan lainnya, paling bisa menjual ikan ke pedagang penampung berkisar lima sampai 10 kilogram saja.

Ayah dari lima anak perempuan yang sudah menggeluti profesi sebagai nelayan sejak 20 tahun silam itu menyebutkan, kondisi iklim seperti ini sangat menyulitkan ekonomi mereka. Sebab, penduduk desa Lumbanbulbul mayoritas berprofesi sebagai nelayan penangkap ikan dari perairan danau Toba.

"Kami hanya bisa berharap sembari berdoa, kondisi sulit akibat kemarau berkepanjangan ini segera berlalu, agar hasil tangkapan ikan bisa normal kembali," katanya.

Ikan betutu oleh masyarakat setempat dinamai juga sebagai "ikan malas", sesuai sifat ikan yang terkesan malas dan terlihat bodoh, namun memiliki nilai gizi cukup tinggi, sehingga sangat diminati konsumen untuk pasar ekspor.

Hal senada disebutkan, Marpaung (35), nelayan tradisional lainnya, bahwa hasil tangkapan ikan yang mereka lakukan di perairan danau Toba saat ini, sangat jauh menurun.

Sehingga, kata Marpaung, dengan terpaksa dirinya mencari kerja serabutan sebagai kuli bangunan untuk menafkahi keluarganya.

"Saat ini kebutuhan rumah tangga cenderung semakin meningkat, terutama memasuki tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Silalahi, pedagang penampung ikan yang setiap minggu dapat mengumpulkan sekitar 300 kilogram lebih ikan betutu, mengalami omset penurunan yang sangat tajam.

Dia mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar yang selama ini menjadi pelanggan tetapnya.

Hasil tangkapan ikan betutu dari perairan Danau Toba itu dijual oleh nelayan seharga Rp90 ribu per kilo dengan ukuran besar rata-rata di atas satu kilogram per ekor, sesuai kriteria ekspor yang dikehendaki konsumen luar negeri.

Untuk memperoleh ukuran berat seperti itu, nelayan setempat tidak terlalu sulit, karena perkembang biakan ikan dimaksud cukup cepat.

"Namun musim kemarau sekarang ini sangat berpengaruh terhadap tangkapan dan pasar penjualan ikan betutu," kata Silalahi. (KR-HIN)

Pewarta: H Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014