Jakarta, 2/7 (Antara) - Kementerian Perdagangan meluncurkan pasar fisik batu bara online untuk menambah referensi harga yang sudah ada, karena dianggap sebagai komoditas energi yang semakin penting di tengah kenaikan harga minyak bumi.

"Indonesia mempunyai sumber daya batu bara yang cukup besar. Oleh sebab itu, Indonesia seharusnya memanfaatkan letak geografisnya sebagai negara penyedia sumber energi untuk pertumbuhan Asia karena faktor kedekatan dengan negara-negara tersebut sehingga dapat membeli dengan cepat," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sutriono Edi dalam siaran persnya, Rabu.

Sutriono menambahkan, memperhatikan akan kepentingan kebutuhan pembangunan nasional dan kepentingan pelaku bisnis, serta fakta bahwa batu bara adalah tambang yang tidak terbarukan, maka perdagangan batu bara Indonesia harus diatur dan dikelola dengan baik melalui peningkatan daya saing.

"Pengaturan perdagangan batu bara harus dilihat sebagai upaya peningkatan daya saing. Oleh sebab itu, perdagangan fisik batu bara terorganisir yang diinisiasi oleh pelaku bisnis batu bara yang bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) harus diapresiasi sebagai wujud pengelolaan batu bara yang akuntabel, transparan, dan terorganisir," kata Sutriono.

Peluncuran pasar fisik batu bara online tersebut dilakukan oleh Bappebti bersama dengan Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange, serta PT. Bukit Asam Tbk. pada Selasa, (1/7).

"Batu bara merupakan komoditas energi yang menjadi semakin penting akibat kenaikan harga minyak bumi. Di tengah kekhawatiran dampak lingkungan yang dihasilkan karena pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi, permintaan terhadap komoditas ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan energi dunia," kata Sutriono.

Saat ini terdapat dua referensi harga batu bara di Indonesia, yaitu Indonesian Coal Index yang dikeluarkan oleh Coalindo Energy dan Harga Batu Bara Acuan (HBA), serta Harga Pedoman Batu Bara (HPB) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.

Kualitas batu bara yang diperdagangkan di pasar fisik batu bara terorganisir ini adalah batu bara yang memiliki calorific value minimal 5.500 kkal/kg air dried base (adb) atau setara dengan 4.550 kkal/kg as received (ar) dengan satuan lot, yaitu satu lot sama dengan satu ton.

PT. Bukit Asam (PTBA) merupakan satu-satunya perusahaan yang bertindak sebagai penjual, dan terdapat 16 perusahaan yang tercatat sebagai pembeli, yaitu tujuh perusahaan yang berada di Indonesia, satu perusahaan asal Jepang, satu perusahaan asal Hong kong, empat perusahaan asal Republik Rakyat Tiongkok, satu perusahaan asal Singapura, dan dua perusahaan asal Malaysia.

Ketersediaan sumber daya batu bara Indonesia sekitar 168 miliar ton, sementara cadangan batu bara berjumlah 28 miliar ton.

Indonesia berada di posisi kelima produsen batu bara terbesar di dunia dengan produksi batu bara mencapai sekitar 400 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen produksi ditujukan untuk ekspor, sehingga Indonesia dikenal juga sebagai eksportir thermal coal terbesar.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014