Balige, Sumut, 24/6 (Antara) - Pemkab Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara hingga kini masih mengandalkan tiga kecamatan sebagai sentra utama produksi tanaman jagung dengan luas panen 3.295 hektare dengan produksi mencapai 4.818 ton.

"Tiga daerah yang merupakan sentra produsen utama jagung yang paling diandalkan, yakni Kecamatan Siantarnarumonda, Balige dan Kecamatan Lumbanjulu," kata Penyuluh Lapangan Dinas Pertanian Tobasa, Siahaan, di Balige, Selasa.

Ia mengatakan, budidaya tanaman jagung menjadi andalan bagi sebagian besar petani di daerah itu, karena harga komoditas tersebut tergolong stabil dan produktivitasnya cukup tinggi didukung ketersediaan lahan yang memadai di wilayah setempat.

Menurutnya, tanaman jagung sangat berpeluang untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pemanfaatan potensi lahan kering atau perladangan di daerah yang terletak di tepian Danau Toba itu.

Peluang dan pengembangan jagung sangat menjanjikan di Kabupaten Tobasa, karena agroklimat dan ketersediaan lahan cukup mendukung bagi pertumbuhan komoditas pertanian bernilai ekonomis cukup tinggi.

"Komoditas jagung dengan produktivitas mencapai 52,46 kuintal di daerah ini merupakan andalan kedua setelah padi," kata Siahaan.

Seorang petani jagung asal Kecamatan Lumbanjulu, Sirait menyebutkan, menanam jagung jauh lebih mudah dibanding bertanam komoditas lain. Di samping itu, tanaman tersebut relatif tahan terhadap minimnya curah hujan saat musim kemarau.

Menurut dia, dalam cuaca sekering apapun tanaman jagung tetap bisa tumbuh dengan baik tanpa berpengaruh besar terhadap hasil produksi serta tidak memerlukan perawatan yang terlalu besar.

"Dengan harga jagung pipilan kering saat ini yang berkisar Rp5.000 per kilogram semakin menambah gairah petani membudidayakan komoditas tersebut," kata Sirait. ***2***
(KR-HIN)

(T.KR-HIN/C/I.K. Sutika/I.K. Sutika)

Pewarta: H. Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014