Oleh Joko Gunawan
Rantauprapat, 3/4 (Antara Sumut) - Forum Masyarakat Madani (FFM) Gen EMAS Enpabolo Kabupaten Labuhan Batu dan sejumlah pengurus kecamatan lembaga non pemerintah tersebut menggelar rapat kerja membahas upaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi baru lahir di Rantauprapat, Kamis.
"Melalui kegiatan ini kami akan menyusun beberapa program sosialisasi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir," Ketua FMM Labuhanbatu Sabaruddin Marpaung.
Pihaknya berharap capaian program ini juga bisa meningkatkan kualitas pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan.
Terkait engan program itu, pengurus dan relawan FMM Labuhan Batu mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan akan melakukan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan, khususnya kepada ibu hamil dan bayi baru lahir.
Bahkan, lanjutnya, FMM siap memberi informasi mengenai persyaratan administrasi yang dibutuhkan warga agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, poskesdes maupun polindes.
"Kita ingin ikut berperan nyata menekan angka kematian ibu dan anak, termasuk mendampingi dan mesosilisasikan tentang pentingnya berobat ke sarana kesehatan yang disediakan pemerintah," kata Sabaruddin.
Untuk mengoptimalkan kinerja sosialiasi tentang upaya menekan angka kematian ibu dan bayi bar lahir, pihaknya telah membentuk pengurus FMM di seluruh kecamatan.
Pengurus FMM di tingkat kecamatan tesebut nantinya akan mensosialisasikan program
"Expanding Maternal and Neonatal Survival atau "EMAS" di seluruh Labuhan Batu.
Sabaruddin menambahkan, pendirian FMM dilatarbelakangi semangat untuk ikut berperan nyata menekan angka kematian ibu dan bayi bar lahir di daerah itu.
Menurutnya, ada beberapa faktor terkait kematian ibu dan anak, antara lain minimnya pengetahuan warga terhadap program pemerintah serta prosedur administrasi untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Faktor lainnya, yakni kemiskinan dan minimnya tenaga pendamping ketika ibu hamil ingin mengecek kandungannya ke sarana kesehatan milik pemerintah.
"Hingga kini masih banyak warga miskin yang merasa khawatir terhadap besarnya biaya persalinan, sehingga mereka enggan memeriksakan kesehatan an kandungannya ke pusat pelayanan kesehatan," ujarnya.
Dalam raker FMM itu juga mengemuka kendala yang dihadapi pengurus an relawan FMM kecamatan soal sulitnya melakukan monitoring terhaap ibu hamil yang bermukim di kawasan perkebunan, seperti di Kecamatan Panai Hulu, Panai Hilir, Panai Tengah dan Bilah Hilir.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu mengoptimalkan sosialisasi tentang keberadaan, tugas pokok dan fungsi FMM di tengah masyarakat.
Sejalan dengan upaya itu, pihaknya juga akan berusaha menjalin kerja sama yang baik dengan instansi pemerintah tekait di tingkat kecamatan.
Sebelumnya, CSSC USAID EMAS Labuhan Batu Hamzah Sa'bani Nasution berharap kehadiran FMM Labuhan Batu beserta pengurusnya di sejumlah kecamatan dapat kembali berperan nyata untuk menghidupkan desa siaga dan lembaga lainnya yang bergerak di bidang kesehatan.
"Ini juga merupakan upaya untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Labuhan Batu," ujarnya.
Sebagaimana diinformasikan, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Bantuan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementeria Ksehatan RI telah meluncurkan program "Expanding Maternal and Neonatal Survival" atau EMAS.
Program EMAS dilaksanakan lima tahun mulai 2011 hingga 2016 pada enam provinsi di Indonesia, termasuk Sumatera Utara.
(JG)
Editor: T. Nico Adrian
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Rantauprapat, 3/4 (Antara Sumut) - Forum Masyarakat Madani (FFM) Gen EMAS Enpabolo Kabupaten Labuhan Batu dan sejumlah pengurus kecamatan lembaga non pemerintah tersebut menggelar rapat kerja membahas upaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi baru lahir di Rantauprapat, Kamis.
"Melalui kegiatan ini kami akan menyusun beberapa program sosialisasi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir," Ketua FMM Labuhanbatu Sabaruddin Marpaung.
Pihaknya berharap capaian program ini juga bisa meningkatkan kualitas pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan.
Terkait engan program itu, pengurus dan relawan FMM Labuhan Batu mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan akan melakukan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan, khususnya kepada ibu hamil dan bayi baru lahir.
Bahkan, lanjutnya, FMM siap memberi informasi mengenai persyaratan administrasi yang dibutuhkan warga agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, poskesdes maupun polindes.
"Kita ingin ikut berperan nyata menekan angka kematian ibu dan anak, termasuk mendampingi dan mesosilisasikan tentang pentingnya berobat ke sarana kesehatan yang disediakan pemerintah," kata Sabaruddin.
Untuk mengoptimalkan kinerja sosialiasi tentang upaya menekan angka kematian ibu dan bayi bar lahir, pihaknya telah membentuk pengurus FMM di seluruh kecamatan.
Pengurus FMM di tingkat kecamatan tesebut nantinya akan mensosialisasikan program
"Expanding Maternal and Neonatal Survival atau "EMAS" di seluruh Labuhan Batu.
Sabaruddin menambahkan, pendirian FMM dilatarbelakangi semangat untuk ikut berperan nyata menekan angka kematian ibu dan bayi bar lahir di daerah itu.
Menurutnya, ada beberapa faktor terkait kematian ibu dan anak, antara lain minimnya pengetahuan warga terhadap program pemerintah serta prosedur administrasi untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Faktor lainnya, yakni kemiskinan dan minimnya tenaga pendamping ketika ibu hamil ingin mengecek kandungannya ke sarana kesehatan milik pemerintah.
"Hingga kini masih banyak warga miskin yang merasa khawatir terhadap besarnya biaya persalinan, sehingga mereka enggan memeriksakan kesehatan an kandungannya ke pusat pelayanan kesehatan," ujarnya.
Dalam raker FMM itu juga mengemuka kendala yang dihadapi pengurus an relawan FMM kecamatan soal sulitnya melakukan monitoring terhaap ibu hamil yang bermukim di kawasan perkebunan, seperti di Kecamatan Panai Hulu, Panai Hilir, Panai Tengah dan Bilah Hilir.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu mengoptimalkan sosialisasi tentang keberadaan, tugas pokok dan fungsi FMM di tengah masyarakat.
Sejalan dengan upaya itu, pihaknya juga akan berusaha menjalin kerja sama yang baik dengan instansi pemerintah tekait di tingkat kecamatan.
Sebelumnya, CSSC USAID EMAS Labuhan Batu Hamzah Sa'bani Nasution berharap kehadiran FMM Labuhan Batu beserta pengurusnya di sejumlah kecamatan dapat kembali berperan nyata untuk menghidupkan desa siaga dan lembaga lainnya yang bergerak di bidang kesehatan.
"Ini juga merupakan upaya untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir di Labuhan Batu," ujarnya.
Sebagaimana diinformasikan, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Bantuan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama Kementeria Ksehatan RI telah meluncurkan program "Expanding Maternal and Neonatal Survival" atau EMAS.
Program EMAS dilaksanakan lima tahun mulai 2011 hingga 2016 pada enam provinsi di Indonesia, termasuk Sumatera Utara.
(JG)
Editor: T. Nico Adrian
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014