Balige, Sumut, 14/2 (Antara) - Dewan Kesenian Daerah (DKD) Toba Samosir, sedang mempersiapkan sejumlah atraksi budaya yang akan digelar dalam memeriahkan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke-43 di Medan pada 22 Maret hingga 15 April 2014.
"Tari tortor yang dikolaborasi dengan seni mossak atau sejenis olahraga beladiri akan menjadi atraksi andalan dalam mengisi malam pesona Tobasa," ungkap Ketua DKD Toba Samosir (Tobasa), Sahala Simanjuntak di Balige, Jumat.
Dikatakannya, tim kesenian Pemkab Tobasa, akan menampilkan kreasi keterampilan daerah melalui tiga aspek, yakni pameran, atraksi budaya dan apresiasi berupa seminar atau diskusi pada 3 April 2014.
DKD Tobasa, kata dia, akan berkerjasama dengan pihak Universitas Medan (Unimed) untuk mengisi acara kesenian berdurasi sekitar satu jam melalui pagelaran seni budaya Batak Toba, berupa tari tortor diiringi gondang, alat musik khas tradisional daerah.
Menurut Sahala, tari tortor dan gondang Batak sebagai kesenian tradisional merupakan warisan leluhur yang patut dipertahankan kelestariannya.
Para penari yang mengkombinasikan gerak dengan seni mossak itu, berasal dari siswa tingkat SLTA, juara festival tortor yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Tobasa pada Desember 2013 lalu.
Sahala menjelaskan, saat ini, seni mossak yang merupakan sejenis tari silat itu sudah hampir dilupakan, bahkan tidak pernah lagi dipertunjukkan.
Sehingga, lanjutnya, kesenian yang masuk dalam identitas kebudayaan sebagai warisan leluhur yang bersinggungan dengan olahraga maupun pariwisata itu patut dimunculkan, sekaligus sebagai upaya pelestarian.
"Di samping itu, kuliner khas Batak berupa produk jajanan spesifik 'tipa-tipa', sejenis emping berasal dari beras akan menyemarakkan even pameran pembangunan dan promosi potensi daerah tahunan dalam rangka hari jadi Provinsi Sumut tersebut," ujar Sahala.
Secara terpisah, Kepala Disbudpar Tobasa, Ultri Sonlahir Simangunsong menyebutkan, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan penyelenggaraan atraksi seni dan budaya pada PRSU ke-43 di Medan.
Dalam mempromosikan industri pariwisata Tobasa, kata Ultri, pihaknya juga melibatkan sejumlah komunitas, di antaranya kelompok kerja pariwisata lokal "IAS", FORKALA dan beberapa perusahaan seperti Aquafarm dan PT. Inalum.
Momentum pameran dan hiburan tersebut, harus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku dunia usaha untuk meningkatkan serta mengembangkan investasi dan pemasaran produk mereka.
"PRSU menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya daerah serta produksi lokal yang ada di Sumut," katanya. ***2***
(T.KR-JRD)
Biqwanto
(T.KR-JRD/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Tari tortor yang dikolaborasi dengan seni mossak atau sejenis olahraga beladiri akan menjadi atraksi andalan dalam mengisi malam pesona Tobasa," ungkap Ketua DKD Toba Samosir (Tobasa), Sahala Simanjuntak di Balige, Jumat.
Dikatakannya, tim kesenian Pemkab Tobasa, akan menampilkan kreasi keterampilan daerah melalui tiga aspek, yakni pameran, atraksi budaya dan apresiasi berupa seminar atau diskusi pada 3 April 2014.
DKD Tobasa, kata dia, akan berkerjasama dengan pihak Universitas Medan (Unimed) untuk mengisi acara kesenian berdurasi sekitar satu jam melalui pagelaran seni budaya Batak Toba, berupa tari tortor diiringi gondang, alat musik khas tradisional daerah.
Menurut Sahala, tari tortor dan gondang Batak sebagai kesenian tradisional merupakan warisan leluhur yang patut dipertahankan kelestariannya.
Para penari yang mengkombinasikan gerak dengan seni mossak itu, berasal dari siswa tingkat SLTA, juara festival tortor yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Tobasa pada Desember 2013 lalu.
Sahala menjelaskan, saat ini, seni mossak yang merupakan sejenis tari silat itu sudah hampir dilupakan, bahkan tidak pernah lagi dipertunjukkan.
Sehingga, lanjutnya, kesenian yang masuk dalam identitas kebudayaan sebagai warisan leluhur yang bersinggungan dengan olahraga maupun pariwisata itu patut dimunculkan, sekaligus sebagai upaya pelestarian.
"Di samping itu, kuliner khas Batak berupa produk jajanan spesifik 'tipa-tipa', sejenis emping berasal dari beras akan menyemarakkan even pameran pembangunan dan promosi potensi daerah tahunan dalam rangka hari jadi Provinsi Sumut tersebut," ujar Sahala.
Secara terpisah, Kepala Disbudpar Tobasa, Ultri Sonlahir Simangunsong menyebutkan, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan penyelenggaraan atraksi seni dan budaya pada PRSU ke-43 di Medan.
Dalam mempromosikan industri pariwisata Tobasa, kata Ultri, pihaknya juga melibatkan sejumlah komunitas, di antaranya kelompok kerja pariwisata lokal "IAS", FORKALA dan beberapa perusahaan seperti Aquafarm dan PT. Inalum.
Momentum pameran dan hiburan tersebut, harus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku dunia usaha untuk meningkatkan serta mengembangkan investasi dan pemasaran produk mereka.
"PRSU menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya daerah serta produksi lokal yang ada di Sumut," katanya. ***2***
(T.KR-JRD)
Biqwanto
(T.KR-JRD/B/B. Situmorang/B. Situmorang)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014