Medan, 4/2 (Antara) - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara mencatat adanya 5.401,63 hektare lahan perkebunan di Kabupaten Karo yang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung.
Kepala Dinas Perkebunan Sumut Aspan Sofian Batubara di Medan, Selasa, mengatakan kerusakan akibat terpaan awan panas dari erupsi Gunung Sinabung itu, meliputi 10 komoditas yang dikembangkan, yakni tembakau, kakao, kopi, tebu, kemiri, kulit manis, aren, kelapa sawit, cengkeh, dan kelapa.
Ia mengatakan bahwa kerusakan yang paling besar dialami perkebunan kopi yang mencapai 2.662,25 hektare yang keseluruhannya milik masyarakat.
Persentase kerusakan tersebut mencapai 36 persen lebih dari 6.218 hektare perkebunan kopi di Kabupaten Karo.
Kerusakan perkebunan kakao mencapai 2.292,13 hektare atau sekitar 47 persen dari luas keseluruhan yang mencapai 4.700 hektare.
Selanjutnya, perkebunan tembakau (277 hektare), tebu (20,25 hektare), kemiri (49 hektare), kulit manis (dua hektare), aren (satu hektare), kelapa sawit (dua hektare), cengkeh (94 hektare), dan kelapa (dua hektare).
Dari segi kebijakan, katanya, pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak itu, seperti penyediaan bibit kopi untuk lahan seluas 65 hektare.
Selain itu, Dinas Perkebunan Sumut juga akan memberikan bantuan untuk memperbaiki lahan yang rusak tersebut dengan menyiapkan berbagai saran produksi, seperti benih, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian.
Namun, katanya, berbagai kebijakan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak tersebut belum dapat dilakukan karena arealnya masuk zona berbahaya sehingga belum dimasuki.
Ketika ditanya tentang total anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak tersebut, pihaknya memperkirakan jumlahnya cukup besar, yakni sekitar Rp1 triliun.
"Kalau dihitung dari benih, pupuk, pestisida, hingga peralatan, mungkin mencapai Rp1 triliun," katanya. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Kepala Dinas Perkebunan Sumut Aspan Sofian Batubara di Medan, Selasa, mengatakan kerusakan akibat terpaan awan panas dari erupsi Gunung Sinabung itu, meliputi 10 komoditas yang dikembangkan, yakni tembakau, kakao, kopi, tebu, kemiri, kulit manis, aren, kelapa sawit, cengkeh, dan kelapa.
Ia mengatakan bahwa kerusakan yang paling besar dialami perkebunan kopi yang mencapai 2.662,25 hektare yang keseluruhannya milik masyarakat.
Persentase kerusakan tersebut mencapai 36 persen lebih dari 6.218 hektare perkebunan kopi di Kabupaten Karo.
Kerusakan perkebunan kakao mencapai 2.292,13 hektare atau sekitar 47 persen dari luas keseluruhan yang mencapai 4.700 hektare.
Selanjutnya, perkebunan tembakau (277 hektare), tebu (20,25 hektare), kemiri (49 hektare), kulit manis (dua hektare), aren (satu hektare), kelapa sawit (dua hektare), cengkeh (94 hektare), dan kelapa (dua hektare).
Dari segi kebijakan, katanya, pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak itu, seperti penyediaan bibit kopi untuk lahan seluas 65 hektare.
Selain itu, Dinas Perkebunan Sumut juga akan memberikan bantuan untuk memperbaiki lahan yang rusak tersebut dengan menyiapkan berbagai saran produksi, seperti benih, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian.
Namun, katanya, berbagai kebijakan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak tersebut belum dapat dilakukan karena arealnya masuk zona berbahaya sehingga belum dimasuki.
Ketika ditanya tentang total anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki lahan perkebunan yang rusak tersebut, pihaknya memperkirakan jumlahnya cukup besar, yakni sekitar Rp1 triliun.
"Kalau dihitung dari benih, pupuk, pestisida, hingga peralatan, mungkin mencapai Rp1 triliun," katanya. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014