Binjai, 23/12 (Antara) - Kader dan simpatisan dari lima anak cabang Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Binjai, Sumatera Utara, menolak ketua baru yang ditunjuk pengurus pusat.

"Kami menolak ketua baru yang ditunjuk," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra nonaktif Rudi Arif di Binjai, Senin.

Rudi menjelaskan bahwa pergantian dirinya merupakan kesalahan pengurus Partai Gerindra pusat, karena seluruh pengurus DPC yang lama tidak pernah diberikan surat pemberitahuan terkait pergantian pengurus DPC.

Terkait dengan hal itu, ia menyatakan akan melakukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) terkait dengan pergantian dirinya dasri kepengrusan.

Ketua DPC Gerindra nonaktif ini juga menegaskan sudah melaporkan pemukulan yang dilakukan seseorang terhadap dirinya di arena pelantikan saat dia diamankan polisi.

Kisruh pengurus Gerindra Binjai ini berawal Kamis (19/12) malam, saat seluruh pengurus DPC Partai Gerindra diganti oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra.

Dikatakannya, ketika itu pengurus lama menolak pergantian dan melakukan protes serta meminta agar pelantikan pengurus baru dibatalkan.

"Keputusan pergantian tersebut ilegal, karena tidak ada surat pemberitahuan dari DPD maupun DPP terkait pergantian ketua lama," ujar Rudi.

Puluhan pengurus Perwakilan Anak Cabang (PAC) kemudian bereaksi dengan mendatangi dan melepaskan segaram partai di kantor DPC Gerindra Jalan Ikan Bawal Kelurahan Tanah Tinggi, Binjai.

Mereka menyatakan menolak keputusan DPP yang mengganti kepengurusan yang dipimpin Rudi Arif dengan kepengurusan yang dipimpin Supriadi.

Dalam aksi penolakan itu, masa juga merusak meja, kursi di teras kantor dan membuang ribuan kartu anggota Partai Gerindra.

Usai meluapkan kemarahannya masa juga menyanyikan hymne Gerindra dan lagu Indonesia Raya, sebagai wujud keprihatinan mereka terhadap nasib Partai Gerindra Kota Binjai. (KR-IFZ)

Pewarta: Imam Fauzi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013