Jakarta, 26/7 (Antara) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengambil inisiatif untuk menata ulang promosi wisata Danau Toba melalui penyelenggaraan Festival Danau Toba 2013 yang dirancang bertaraf internasional.

"Mengingat Danau Toba merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan Indonesia, kami ingin promosinya ditata ulang menjadi lebih baik agar semakin dikenal oleh wisatawan," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di Jakarta, Jumat, dalam acara Launching Festival Danau Toba (FDT) 2013.

Pihaknya menyusun konsep promosi tersebut dengan terlebih dahulu melakukan penelitian mendalam tentang pelaksanaan suatu festival yang sukses disejumlah negara di dunia.

Kementeriannya akhirnya berhasil menyusun Konsep Festival Dana Toba yang kemudian disosialisasikan kepada masyarakat di Sumatera Utara dan masyarakat Sumatera Utara di Jakarta.

"Akhirnya ditetapkan konsep Festival Danau Toba dan akan mengoordinir pelaksanaan selama lima tahun mulai dari 2013 sampai 2017," katanya.

Ia mengatakan, festival tersebut memiliki visi menjadi festival bertaraf internasional bercitra kuat dan diakui di dunia melalui pelestarian alam dan kreativitas budaya kawasan Danau Toba yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sapta juga berharap FDT bisa menjadi jalan untuk melestarikan alam kawasan Danau Toba, melestarikan kreativitas budaya masyarakat kawasan Danau Toba, serta memberdayakan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan.

Pihaknya berharap masyarakat di kawasan Danau Toba bisa mengenali, mengalami, dan menghargai potensi alam dan budaya yang diwarisinya.

"Mereka sekaligus diharapkan bisa mengekspresikan kreativitas yang dimiliki dan bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki menjadi bernilai ekonomi atau setidaknya bisa meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat di 11 kabupaten/kota di kawasan Danau Toba," katanya.

Sedangkan bagi masyarakat Sumut yang tinggal diperantauan FDT bisa menjadi momentum penting untuk kembali ke kampung halamannya.

Sementara bagi wisatawan nusantara, Sapta berharap FDT bisa menjadi momentum penting untuk berwisata dan berbelanja produk kreatif terbaik dan khas Danau Toba.

"Ini juga bisa mendorong lebih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Danau Toba," katanya.

FDT 2013 akan digelar di kawasan Danau Toba pada 8-14 September 2013 dengan acara di antaranya Lomba Solu Bolon (sejenis Dragon Boat), paralayang, marlange (berenang) rakyat, upacara tradisi, karnaval sigale-gale, Lake Toba's World Drum Festival, lomba paduan suara dan solo putra/putri, pameran pariwisata dan ekonomi kreatif, workshop, hosted dinner, dan permainan tradisi.

FDT yang sebelumnya dikenal dengan Pesta Danau Toba selalu dilaksanakan di lokasi yang sama di Kota Parapat dan kegiatan selalu berubah serta tidak berkesinambungan.

Akibatnya masyarakat Sumut yang tinggal di perantauan khususnya di Pulau Jawa menjadi skeptis dan tidak pedulu dengan event tersebut.

FDT sebenarnya telah dilaksanakan sejak 1970-an namun belum dirasakan dampaknya dari sisi peningkatan jumlah wisatawan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Hal itu antara lain disebabkan event festival tidak dilaksanakan melalui perencanaan yang baik dan benar, serta tidak melibatkan secara aktif masyarakatnya, dan program dinilai tidak berkesinambungan.

"Oleh karena itu, ini harus ditata ulang agar semua merasa memiliki," kata Sapta Nirwandar.(H016)

Pewarta: Hanni Sofia

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013