Lumbanjulu, Sumut, 6/6 (antarasumut) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, berhasil melakukan pembinaan bagi sejumlah warga desa Lumbanrang, Kecamatan Lumbanjulu untuk memanfaatkan tumbuhan eceng gondok sebagai bahan pupuk organik  dalam budidaya tanaman strawberry.

"Eceng gondok yang dianggap sebagai tumbuhan pengganggu yang berpotensi merusak lingkungan perairan Danau Toba itu, kini dimanfaatkan sebagai pupuk di kebun strawberry agrowisata Lumbanjulu," kata Kepala Disbudpar Toba Samosir (Tobasa), Ultri Sonlahir di Lumbanjulu, Kamis.

Dikatakannya, sejumlah petugas pengelola kebun agrowisata Lumbanjulu telah dilatih, hingga mereka memiliki ketrampilan mengolah tanaman berkategori gulma tersebut menjadi barang bernilai ekonomi, dengan memanfaatkannya sebagai pupuk yang berguna bagi tanaman strawberry.

Menurutnya, hasil panen buah strawberry menggunakan pupuk organik dari bahan eceng godok itu, tidak berbeda dengan tanaman yang memakai pupuk kimia lainnya.

Bahkan, kata dia, dari segi kesehatan, produksi tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih terjamin, karena tidak mengandung residu efek dari pupuk kimia yang biasa dipakai petani untuk menyuburkan tanaman.

Di samping itu, lanjutnya, penggunaan pupuk organik tergolong ramah lingkungan, sehingga alasan kesehatan menjadikan hasil pertanian ramah lingkungan tersebut semakin diminati.

Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran danau Toba, eceng gondok hanya dianggap sebagai gulma yang menghalangi transportasi dan mengotori perairan danau vulkanik terluas di Asia tenggara tersebut.

Namun di sisi lain, lanjutnya, tanaman parasit itu ternyata dapat memberikan peluang usaha dan manfaat cukup besar, jika jeli dalam mengelolanya.

"Seiring perkembangan kemajuan Iptek, bagian tanaman dari eceng gondok yang dikeringkan bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, tatakan gelas, sendal, keranjang dan tikar sebagai pengganti rotan," kata Ultri.

Petugas pengelola kebun wisata Lumbanjulu Obeth Sihotang (30) mengaku, dari segi rasa, buah strawberry hasil pertanaman menggunakan pupuk organik eceng gondok tidak kalah dibandingkan tanaman serupa yang dipupuk memakai pupuk kimia lainnya.

Anggota DPRD Tobasa dari daerah pemilihan Kecamatan Lumbanjulu, Syamsudin Manurung menambahkan, pengembangan pertanian organik sangat penting dilakukan untuk mengatasi tingginya pencemaran.

Menurutnya, Pemerintah daerah setempat perlu membuat kajian lebih mendalam tentang  pengembangan dan pemanfaaatan eceng gondok, yang umumnya hanya dianggap sebagai tumbuhan air yang tidak berguna dan merusak lingkungan tersebut.

“Yang terpenting, dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik bagi tanaman, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan akan semakin terpelihara,” ujar Syamsudin. (IN)

Pewarta: Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013