Almaty, 26/2 (Antara/Reuters) - Negara perunding nuklir berharap perundingan nuklir Iran menuju ke arah yang lebih baik seiring berlangsungnya negosiasi penyelesaian proyek nuklir yang dikhawatirkan memicu timbulnya perang di Timur Tengah.
Dalam pertemuan pertama selama delapan bulan, negara perunding mengharapkan Iran bersedia menjalani perundingan instalasi nuklirnya secara serius melalui jalur diplomatik.
Barat khawatir terhadap aktivitas pengayaan Uranium milik Iran yang dianggap mengarah pada pengembangan senjata pemusnah massal.
Namun stabilitas politik Iran rupanya sedang dalam keadaan yang hangat seiring masuknya massa pemilihan presiden pada Juni di negara Republik Islam itu.
Sedikit pihak yang meyakini pembicaraan nuklir Iran pada Selasa dan Rabu pekan ini di Almaty, Kazakhstan menjadi terobosan jalan keluar.
Para pakar menilai ketegangan nuklir Iran hanya akan mereda jika Republik Islam itu menerima berbagai penawaran negara perunding yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, Inggris Raya dan China.
"Kami akan melihat besok seperti apa tawaran kami akan diterima Iran," kata seorang diplomat yang terlibat dalam perundingan. "Saya tidak bisa memperkirakan hasil akhirnya." Iran belum menandakan keinginannnya menyetujui penawaran-penawaran yang ada. Namun begitu, sebelumnya Iran telah menerima sanksi ekonomi dari Barat berupa larangan ekspor minyak.
Badan pengawas nuklir PBB pekan lalu melaporkan Iran memasang sentrifugal baru yang dapat mempercepat proses pengayaan Uranium. Kekhawatiran Barat semakin menjadi-jadi karena pengayaan itu bermakna ganda antara tujuan sipil atau untuk militer.
Pada Juni tahun lalu, Barat menawarkan pengurangan sanksi ekonomi berupa pengurangan sanksi perdagangan emas dan logam mulia lainnya jika Teheran menutup instalasi nuklir Fordow meski akhirnya penawaran itu ditolak.
Israel sendiri terkesan sangat getol untuk meredam pengembangan nuklir Teheran dan berkeinginan kuat melancarkan serangan militer untuk memberangus pengayaan Uranium Iran.
Iran sendiri berjanji akan melakukan serangan balik jika Tel Aviv sampai menyerang negaranya.
Menteri Luar Negeri AS menganggap pembicaraan nukir tidak akan berlangsung dengan mudah.
"Jendela pembicaraan diplomatik tidak bisa dikatakan selalu terbuka. Tapi kali ini sedang terjadi," kata John Kerry.
"Hanya waktu yang dapat menjawab bagaimana Iran mau bernegosiasi." (Uu.A061/(T.A061/A/A. Prihantoro/A. Krisna) 26-02-2013 15:04:16
Perunding Nuklir Berencana Kurangi Sanksi Iran
Selasa, 26 Februari 2013 15:58 WIB 436