Dokter: Anak yang turun berat badan drastis berisiko terkena diabetes
Jumat, 12 Januari 2024 17:44 WIB 1358
"Yang sering terjadi, anak sudah datang dalam kondisi yang berat, misalnya sesak napas, kadang-kadang nyeri perut, mual, dan muntah. Itu pun saat didiagnosis seringkali terlewat," tutur dia.
"Jadi nyeri perut, mual atau muntah dikaitkan dengan gastroentritis atau infeksi saluran cerna, sesak napas sering dipikirkan pneumonia atau radang paru, jadi seringkali terlewat, begitu dicek gula darah sudah tinggi di atas 500," imbuhnya.
Ia menekankan pentingnya skrining diabetes sejak usia anak-anak atau remaja, mengingat penyakit tersebut saat ini sudah mulai banyak ditemukan pada anak di usia 0-18 tahun.
"Kalau ada riwayat diabetes di keluarga itu juga harus lebih hati-hati, perlu skrining. Untuk remaja, skrining bisa dilakukan di usia 10 tahun atau saat sudah mengalami pubertas. Pada anak perempuan saat mulai ada pertumbuhan payudara, dan pada anak laki-laki saat mulai ada penambahan volume testis," ucapnya.
Skrining diabetes pada anak umumnya sama dengan usia dewasa, bisa dengan pemeriksaan gula darah sewaktu atau dua jam setelah makan, atau pemeriksaan HbA1c.
HbA1c adalah kadar sel darah merah atau hemoglobin yang bereaksi dengan gula. Pada kondisi normal, proporsi atau persentasenya ada di angka 5-7 persen.
"Semakin tinggi gula dalam tubuh kita, semakin banyak pula hemoglobin yang bereaksi dengan glukosa, semakin tinggi nilai HbA1c. HbA1c ini bisa menggambarkan rata-rata gula kita 8-12 minggu terakhir, karena seiring dengan usia sel darah merah kita," kata Ghaisani.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter: Anak yang turun berat badan drastis berisiko terkena diabetes