Medan (ANTARA) - Satu persatu kebijakan pemerintah untuk membantu masyarakat memiliki rumah impian semakin terasa. Meski secara keseluruhan terjadi perlambatan penjualan properti di tahun 2019, namun tahun lalu bisa menjadi titik balik kepercayaan masyarakat untuk segera membeli rumah.
Bukan tanpa alasan, Survei Bank lndonesia (BI) menunjukkan peningkatan penjualan rumah pasar primer pada kuartal akhir 2019. Rumah tipe kecil mencatat lonjakan paling tinggi dari pertumbuhan minus 16 persen di tahun 2018 menjadi tumbuh 23,01 persen di 2019. Ini sangat mungkin bagian dari efek positif beberapa stimulasi pemerintah.
Chairman Samera Propertindo, Adi Ming E, Kamis, menyebutkan bahwa kemudahan pembayaran down payment (DP) hingga tingkat pembayaran KPR menjadi faktor vital untuk menggerakkan kembali minat masyarakat.
Kebijakan BI melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) membuat bank leluasa menyalurkan kredit KPR. Rasio kredit pada agunan (Loan to Value) pun juga telah ikut dinaikkan sehingga DP rumah menjadi semakin ringan. Tentu saja ini memberi rangsangan yang cukup berarti, terutama untuk rumah tipe kecil dan menengah. Mengingat Survei Bl menegaskan bahwa 70 persen masyarakat lebih menyukai KPR untuk membeli rumah.
Turunnya tarif pajak penghasilan (PPh) atas penjualan rumah mewah dari 5 persen menjadi 1 persen pun diyakini akan memberi pengaruh pada pasar perumahan premium. Tinggal lagi, Adi Ming E pun menyadari psikologis sosial masyarakat yang masih dihantui kekhawatiran karena pemberitaan seputar krisis, resesi, atau bad news lainnya beberapa tahun belakangan.
Menurutnya, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, bank, dan pengembang untuk terus menjaga suasana optimisme di masyarakat. Mereka yang membeli rumah dua, tiga, atau empat tahun lalu juga dihinggapi ketakutan serupa.
"Namun lihat apa yang terjadi saat ini, ekonomi tetap berjalan baik. Harga rumah pun ikut bergerak naik, berikut keuntungan yang tidak kecil tentunya. Terlebih untuk Kota Medan terkhususnya dan Sumatera Utara pada umumnya," katanya.
Bank Indonesia mencatat, di tahun 2019 kenaikan rata-rata harga rumah tertinggi terjadi di Kota Medan. sedangkan pertumbuhan harga rumah terendah ada di Jabodetabek. Ini jelas-jelas jadi kabar baik bagi masyarakat Kota Medan yang kemarin optimistis dan memilih membeli properti.
Samera Expo 2020
Bentuk tekad Adi Ming E untuk mengembalikan optimisme masyarakat diwujudkan lewat pameran properti besar-besaran bertajuk SAMERA EXPO 2020, yang berlangsung 03-15 Maret 2020 di Atrium Sun Plaza Medan. Lebih nyata lagi, Samera Propertindo mengampanyekan tagline: BELI RUMAH RIBET BUKAN BUDAYA KITA.
Setelah Bank BTN sukses menyelenggarakan event akbar Indonesia Property Expo ke-20 di Jakarta yang dihadiri Wapres Ma’ruf Amin akhir bulan lalu, event ini diharapkan akan menyambung dan menularkan optimisme serupa untuk sektor properti di Kota Medan.
Lewat pameran ini, Samera Propertindo akan menyampaikan pesan bahwa pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin memberi kemudahan, pengembang juga senantiasa berinovasi memberikan perumahan terbaik dan sesuai dengan masyarakat, dan bank telah ikut andil mewujudkan rumah impian Anda menjadi milik Anda.
Beberapa kemudahan membeli rumah dari Samera Propertindo yang sangat menggiurkan di antaranya progam KPR tanpa bunga dan tanpa DP, gratis semua biaya-biaya, dan pengajuan KPR yang pasti disetujui.
Supaya kekhawatiran masyarakat benar-benar terobati, hanya di event ini Samera Propertindo memberikan Buyback Guarantee yang berarti jaminan beli kembali rumah oleh Samera Propertindo.
“Dalam gelaran kali ini, Samera Propertindo menargetkan terjual 100 unit selama dua minggu atau sepanjang pameran berlangsung,” tutup Adi Ming E.
Samera Propertindo dorong optimisme masyarakat membeli rumah
Kamis, 5 Maret 2020 17:11 WIB 2317