Medan, 1/4 (Antara) - Komisi Kepolisian Nasional menyayangkan jajaran Polres Tapanuli Selatan tidak memiliki alat dan kelengkapan untuk mengendalikan massa yang bertindak anarkis, termasuk dalam penyerangan ke Mapolsek Binanga di Kabupaten Padang Lawas.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Sahputra Hasibuan di Mapolda Sumut di Medan, Senin, mengatakan, kondisi itu diketahui setelah pihaknya melakukan investigasi ke Padang Lawas dan Polres Tapanuli Selatan (Tapsel).

Disebabkan tidak memiliki alat dan kelengkapan tersebut, pihaknya indikasi kesalahan prosedur dalam penanganan kerusuhan yang dilakukan kelompok masyarakat.

Ia mencontohkan ketidakbolehan personel kepolisian untuk menggunakan peluru tajam dalam melumpuhkan massa yang anarkis, melainkan peluru karet. "Namun disayangkan karena di jarajan Polres Tapsel tidak disiapkan peluru karet," katanya.

Demikian juga dengan keharusan personel kepolisian untuk menyiapkan gas air mata guna menghadapi dan membubarkan kelompok massa yang anarkis.

"Lagi-lagi, (gas air mata) ini tidak ada disana," kata Edi.

Ia mengatakan, pihaknya akan memberikan masukan untuk pimpinan Polri agar ketiadaan alat untuk mengendalikan massa yang anarkis sebagaimana yang terjadi di Polres Tapsel tersebut dapat diatasi.

"Itu akan menjadi masukan bagi pimpinan Polri untuk menyiapkannya bagi seluruh polres di Indonesia," katanya.

Meski kekurangan alat pengendalian massa, Kompolnas tetap meminta jajaran Polres Tapsel untuk mampu menjalankan tugas dengan profesional.

Selain itu, personel Polres tapsel juga diminta untuk dapat memilah barang bukti yang diperlukan dalam pengusutan kasus penyerangan Mapolsek Binanga.

Ia mencontohkan keberadaan 39 sepeda motgor yang diamankan usai penyerangan yang terjadi pada Sabtu (23/3) tersebut.

"Kami meminta Kapolda untuk mengembalikan sepeda motor yang tidak ada kaitannya dengan penyerangan itu," katanya.

Kemudian, Kompolnas juga meminta Pemkab Padang Lawas untuk menyelesaikan permasalahan tanah di daerah itu yang diduga sebagai masalah awal dalam kerusuhan tersebut.

Kalau tidak diselesaikan, itu bisa terus memunculkan masalah pada masa mendatang, kata Edi.

Sebelumnya, ratusan warga menyerang Mapolsek Binanga di wilayah hukum Polres Tapsel pada Sabtu (23/3) karena memprotes tiga warga yang diduga menjadi pelaku kerusuhan.

Atas penyerangan tersebut, Polres Tapsel menahan sejumlah warga yang diduga ikut dalam peristiwa itu. ***2*** (T.I023/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah) 01-04-2013 22:52:51

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013