Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah melemah seiring pasar mengantisipasi kemungkinan kebijakan perang dagang Amerika Serikat (AS).
"Tren penguatan dolar AS masih berlanjut karena pasar masih mengantisipasi kemungkinan kebijakan perang dagang atau kenaikan tarif perdagangan AS di pemerintahan Trump," kata Ariston saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ariston menuturkan pagi ini indeks terlihat naik lebih tinggi lagi ke level 105,92, pagi sebelumnya masih di kisaran 105,50-an. Indeks dolar AS mungkin masih naik ke arah level-level resisten di sekitar 106,5-107.
Selain itu, pasar juga berekspektasi bank sentral AS atau The Fed bakal mengurangi pemangkasan suku bunga acuannya tahun depan karena kemungkinan kenaikan inflasi di masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Ketegangan di Timur Tengah juga masih menjadi pertimbangan pasar untuk bertahan di aset aman dolar AS.
Ariston mengatakan potensi pelemahan rupiah ke area Rp15.800 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.700 per dolar AS hari ini.
Ariston menuturkan pagi ini indeks terlihat naik lebih tinggi lagi ke level 105,92, pagi sebelumnya masih di kisaran 105,50-an. Indeks dolar AS mungkin masih naik ke arah level-level resisten di sekitar 106,5-107.
Selain itu, pasar juga berekspektasi bank sentral AS atau The Fed bakal mengurangi pemangkasan suku bunga acuannya tahun depan karena kemungkinan kenaikan inflasi di masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Ketegangan di Timur Tengah juga masih menjadi pertimbangan pasar untuk bertahan di aset aman dolar AS.
Ariston mengatakan potensi pelemahan rupiah ke area Rp15.800 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.700 per dolar AS hari ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah seiring pasar antisipasi kebijakan perang dagang AS
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024