Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar mengumpulkan pimpinan perbankan delapan kabupaten/kota wilayah kerja di Kabupaten Samosir, 8-9 Juni 2024.
Dalam rilis disebut, yang dibahas dalam pertemuan dalam dua hari itu, penyegaran Koordinator Pembayaran Warkat Debet, evaluasi EKU dan Forum Sistem Pembayaran.
Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar Muqorobin mengatakan, secara umum sistem pembayaran itu berupa tunai menggunakan uang kartal (kertas dan logam), sedangkan non tunai menggunakan kartu dan berkembang pakai chip ataupun peladen.
Saat ini yang paling familiar adalah Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS) dan dinilai sebagai alat yang kuat mendukung digitalisasi.
BI melaporkan, sepanjang tahun 2023, jumlah pengguna QRIS sebanyak 45,78 juta dengan nominal transaksi mencapai Rp229,96 triliun atau tumbuh 130,01 persen.
Di delapan kabupaten/kota wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Pematangsiantar, pencapaian QRIS sampai Mei 2024, sebanyak 190,780 pelaku usaha dan 83,27 persen di antaranya pelaku UMKM. Sedangkan transaksi mencapai 943.000 (tumbuh 368,65 persen) dengan nominal transaksi Rp100,8 miliar (tumbuh 417,73 persen).
Pertumbuhan penggunaan QRIS, berdampak pada penurunan permintaan uang tunai. Di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Pematangsiantar, permintaan uang tunai turun lima persen dibanding tahun 2022, dari Rp12,3 triliun menjadi Rp11,7 triliun.
Di sisi lain, setoran bank ke Kantor Perwakilan BI Permatangsiantar tahun 2023 naik dibanding tahun 2022, dari Rp663 miliar menjadi Rp886 miliar. Makanya, Kantor Perwakilan BI Pematangsiantar mengalami outflow sebesar Rp11,6 triliun pada tahun 2023.
Untuk kolaborasi antara Kantor Perwakilan BI Pematangsiantar dengan pihak perbankan, dalam upaya meningkatkan penyediaan layanan QRIS dan uang kartal, dibentuk Forum Komunikasi Sistem Pembayaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024