Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Sumatera Utara, Nawal Lubis mengatakan puskesmas dan tenaga kesehatan yang berada di desa merupakan garda terdepan untuk mendeteksi dini kanker di tengah masyarakat.

"Masih ada lagi penderita kanker yang tidak terdata, karena tidak dirawat di rumah sakit, atau tidak memeriksakan dirinya, ini la tugas dan tenaga ksehatan di desa untuk mengedukasi maskayarakat agar mau di periksa," ujar Nawal Lubis saat menjadi narasumber seminar ‘Distribusi dan Karakteristik Kanker di Sumut, serta Deteksi Dini Kanker Kepala, Leher dan Mulut, di Medan, Selasa.

Menurut Nawal, berdasarkan data yang diambil dari berbagai rumah sakit di Sumut, jumlah penderita kanker Sumut mencapai 3.206 orang. "Namun jumlah sebesar itu hanya yang terdata." 

Nawal mengatakan banyak penderita kanker yang tidak menyadari penyakitnya sehingga mereka mengobati penyakit dengan pengobatan yang tidak sesuai. Akhirnya, saat sudah stadium akhir baru pasien berobat.

“Jika sudah stadium akhir, pengobatan terasa berat sekali, mahal, dan sakit sekali, maka garda terdepan tadi mestilah mendeteksi pasien secara dini, sehingga pas masih staidum awal bisa langsung diobati,” sebut Nawal.

Dalam hal itu, kata Nawal, YKI Sumut banyak menggelar berbagai kegiatan sosialisasi di Instansi, organisasi dan forum kemasyarakatan, seperti majelis taklim, pengajian kaum ibu, sekolah, dan organisasi lainnya.
 

Nawal memaparkan, dari 3.206 total penderita kanker di Sumut, kanker payudara merupakan yang terbanyak, yakni sebesar 393 orang. Disusul leukimia 313 orang, kanker paru 293 orang, kanker kelenjar getah bening 238 orang dan seterusnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit mengatakan angka kanker terus meningkat setiap tahun, maka diperlukan gerakan deteksi dini mulai dari puskesmas

"Berbagai kemudahan pengobatan apabila kanker ditemukan saat kasih staidum awal. Pertama, kanker stadium awal masih bisa dituntaskan. Kedua, pengobatan kanker stadium awal masih murah dan tidak banyak mengeluarkan biaya besar. Jika seseorang sudah menderita kanker stadium akhir, biaya pengobatan pun semakin mahal. Ketiga, pasien kanker stadium awal tingkat kesakitannya masih bisa diminimalisir," ujar Alwi.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia Sumut Deny Rifsal Siregar mengatakan banyak pasien kanker yang terlambat mendapat pengobatan atau berobat ketika sudah stadium akhir.

Untuk itu, ia berharap seminar tersebut dapat memberikan ilmu baru pada tenaga kesehatan puskesmas dan memberikan pemahaman deteksi dini pencegahan penyakit kanker kepada masyarakat.

"Diharapkan seminar ini dapat memberikan edukasi untuk meningkatkan kesadaran untuk mengetahui risiko kanker, sehingga kami berharap bisa menurunkan angka kejadian," ujar Denny.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023