Hari ini Kabupaten Labuhanbatu Utara yang lahir berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2008 genap berusia 15 tahun. Sudah banyak torehan dan prestasi yang diraih kabupaten bermotto Basimpul Kuat Babontuk Elok itu.
Mengenang perjalanan panjang hingga terbentuknya Labura, tokoh-tokohnya yang diketuai almarhum Dewi Syukur pada waktu itu kerap mendapat pandangan sinis dari kelompok yang tidak menginginkan pemekaran.
Karena seringnya para pemrakarsa dan tokoh tersebut membawa konsep dan surat-surat yang dibuat guna memperjuangkan pemekaran di dalam map, sempat muncul anekdot yang mengatakan 'Map bau ketiak, ketiak bau map'.
Namun tantangan tersebut tidak menyurutkan tekad Dewi Syukur Cs untuk kekeh menggolkan pemekaran yang tujuannya agar pelayanan terhadap masyarakat lebih dekat sehingga diharapkan bisa mempercepat kesejahteraan dan terpenuhi harapan masyarakat.
Selain Dewi Syukur Cs, tokoh muda saat itu Indra Surya Bakti Simatupang yang menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Labuhanbatu (Himlab) juga sempat menggelar seminar di Garuda Plaza Hotel Medan yang intinya juga menginginkan pemekaran.
Pada seminar itu hadir tokoh-tokoh Labuhanbatu seperti mantan Bupati H Djalaluddin Pane, pengusaha ternama Kualuh Tombak Sibarani, H Abd Wahab Dalimunthe, Drs H Jhon Tafbu Ritonga MEc dan lainnya.
Sedangkan di tingkat lokal, Drs H Raja Amrul Aritonang bersama dengan rekannya pada anggota DPRD Labuhanbatu yang berasal dari Dapil Kualuh sekitarnya dan Marbau sekitarnya juga sempat menggelar seminar di Rantau Prapat Hotel. Saat itu bertindak sebagai notulen Aslan Nur Sitompul.
Kolaborasi dari berbagai kalangan tersebut berbuah melalui uji akademik yang dilaksanakan dalam sidang paripurna DPRD Labuhanbatu. Saat itu almarhum Jhon Tafbu Ritonga sebagai Ketua Tim Akademik memaparkan hasil analisis mereka dan peluang untuk terwujudnya pemekaran.
Demikian juga langkah selanjutnya di tingkat provinsi hingga tingkat Pusat. Hingga akhirnya apa yang dicitakan para tokoh pemekaran terwujud dengan disahkannya UU Nomor 23 Tahun 2008 oleh DPR RI.
Memasuki Usia 15 Tahun
Pasca dilantiknya Penjabat Bupati Drs H Daudsyah MM pada awal 2009, geliat pembangunan mulai nampak di kabupaten beribukotakan Aekkanopan tersebut. Pun demikian dengan Pj Bupati kedua yaitu Drs H Asrin Naim.
Gencarnya pembangunan kemudian semakin nampak usai pasangan H Kharuddin Syah SE-H Minan Pasaribu SH MM menjadi bupati dan wakil bupati terpilih pertama di Labura. Suasana kota Aekkanopan pun saat itu semakin indah dengan banyaknya lampu menerangi ibukota kabupaten.
Kharuddin Syah yang lebih dikenal dengan sapaan H Buyung terpilih kembali menjadi bupati untuk periode kedua. Kali ini dirinya berpasangan dengan Drs Dwi Prantara MM.
Dalam kurun waktu hampir 10 tahun memimpin, sejumlah prestasi berhasil diraih H Buyung. Pembangunan pun demikian juga, termasuk dengan RSUD Aekkanopan yang demikian besar serta rencana membesarkan jalan antara Aekkanopan di Kualuhhulu -Guntingsaga di Kualuhselatan.
Sayangnya, hingga saat ini hal itu belum terwujud. Bahkan, badan jalan yang sudah dilakukan pengerasan pasca dibebaskan dari areal PTPN-3 Mambang Muda kini seperti sudah beralih fungsi untuk berbagai usaha masyarakat.
Letaknya yang berdekatan dengan rumah dinas dan kantor bupati menjadikan badan jalan yang telah beralih fungsi tersebut memberikan kesan kumuh. Apalagi bentuk bangunannya juga bervariasi.
Hari ini, genaplah Labura berusia 15 tahun dan pemimpinnya saat ini adalah pasangan Hendriyanto Sitorus SE MM-H Samsul Tanjung ST MH. Sejak dilantik pada 27 Pebruari 2021 lalu, pasangan dengan tagline HEBAT ini sudah mencatat sejumlah prestasi.
Seperti program Bupati Ngantor di Desa (Bung Desa) berhasil meraih juara I inovasi tingkat Sumut. Kemudian menorehkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Katagori Madya, Predikat Pertama untuk penanganan Stunting tingkat Sumut dan terbaik keempat tingkat nasional.
Menjelang HUT Labura, Hendriyanto Sitorus juga meraih penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2023 dari Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo. Selain itu, tercatat sejumlah penghargaan atau prestasi yang diraih pasangan HEBAT.
Hadiah terindah yang diterima masyarakat Labura pada tahun ini adalah kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok media Mei lalu. Ini menjadi sejarah karena pertama kali seorang presiden datang ke Labuhanbatu Raya.
Harapan
Di tengah beragam prestasi yang telah ditorehkan, masih banyak harapan masyarakat dengan adanya pemekaran Labura. Karena salah satu harapan adanya pemekaran adalah mendekatkan masyarakat dengan berbagai lembaga pelayanan publik.
Hingga kini, institusi pemerintah yang sudah berdiri selain Pemkab dan DPRD Labura antara lain adalah Kementerian Agama (Kemenag), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Pusat Statistik.
Sementara Kepolisian Resort, Kejaksaan, Pengadilan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang merupakan lembaga yang sering bersentuhan dengan problematika masyarakat, hingga kini belum terwujud. Akibatnya jika ada warga yang berhubungan dengan instansi itu terpaksa harus ke Rantauprapat yang jaraknya lebih kurang 65 Km dari ibukota Labura.
Semoga dengan memasuki usia ke-15 ini, kemajuan dan pelayan daerah bagi warga semakin baik dan meningkat. Demikian juga dengan penataan wajah ibukota yang merupakan cerminan sebuah kabupaten dapat lebih indah. Semoga....
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Mengenang perjalanan panjang hingga terbentuknya Labura, tokoh-tokohnya yang diketuai almarhum Dewi Syukur pada waktu itu kerap mendapat pandangan sinis dari kelompok yang tidak menginginkan pemekaran.
Karena seringnya para pemrakarsa dan tokoh tersebut membawa konsep dan surat-surat yang dibuat guna memperjuangkan pemekaran di dalam map, sempat muncul anekdot yang mengatakan 'Map bau ketiak, ketiak bau map'.
Namun tantangan tersebut tidak menyurutkan tekad Dewi Syukur Cs untuk kekeh menggolkan pemekaran yang tujuannya agar pelayanan terhadap masyarakat lebih dekat sehingga diharapkan bisa mempercepat kesejahteraan dan terpenuhi harapan masyarakat.
Selain Dewi Syukur Cs, tokoh muda saat itu Indra Surya Bakti Simatupang yang menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Labuhanbatu (Himlab) juga sempat menggelar seminar di Garuda Plaza Hotel Medan yang intinya juga menginginkan pemekaran.
Pada seminar itu hadir tokoh-tokoh Labuhanbatu seperti mantan Bupati H Djalaluddin Pane, pengusaha ternama Kualuh Tombak Sibarani, H Abd Wahab Dalimunthe, Drs H Jhon Tafbu Ritonga MEc dan lainnya.
Sedangkan di tingkat lokal, Drs H Raja Amrul Aritonang bersama dengan rekannya pada anggota DPRD Labuhanbatu yang berasal dari Dapil Kualuh sekitarnya dan Marbau sekitarnya juga sempat menggelar seminar di Rantau Prapat Hotel. Saat itu bertindak sebagai notulen Aslan Nur Sitompul.
Kolaborasi dari berbagai kalangan tersebut berbuah melalui uji akademik yang dilaksanakan dalam sidang paripurna DPRD Labuhanbatu. Saat itu almarhum Jhon Tafbu Ritonga sebagai Ketua Tim Akademik memaparkan hasil analisis mereka dan peluang untuk terwujudnya pemekaran.
Demikian juga langkah selanjutnya di tingkat provinsi hingga tingkat Pusat. Hingga akhirnya apa yang dicitakan para tokoh pemekaran terwujud dengan disahkannya UU Nomor 23 Tahun 2008 oleh DPR RI.
Memasuki Usia 15 Tahun
Pasca dilantiknya Penjabat Bupati Drs H Daudsyah MM pada awal 2009, geliat pembangunan mulai nampak di kabupaten beribukotakan Aekkanopan tersebut. Pun demikian dengan Pj Bupati kedua yaitu Drs H Asrin Naim.
Gencarnya pembangunan kemudian semakin nampak usai pasangan H Kharuddin Syah SE-H Minan Pasaribu SH MM menjadi bupati dan wakil bupati terpilih pertama di Labura. Suasana kota Aekkanopan pun saat itu semakin indah dengan banyaknya lampu menerangi ibukota kabupaten.
Kharuddin Syah yang lebih dikenal dengan sapaan H Buyung terpilih kembali menjadi bupati untuk periode kedua. Kali ini dirinya berpasangan dengan Drs Dwi Prantara MM.
Dalam kurun waktu hampir 10 tahun memimpin, sejumlah prestasi berhasil diraih H Buyung. Pembangunan pun demikian juga, termasuk dengan RSUD Aekkanopan yang demikian besar serta rencana membesarkan jalan antara Aekkanopan di Kualuhhulu -Guntingsaga di Kualuhselatan.
Sayangnya, hingga saat ini hal itu belum terwujud. Bahkan, badan jalan yang sudah dilakukan pengerasan pasca dibebaskan dari areal PTPN-3 Mambang Muda kini seperti sudah beralih fungsi untuk berbagai usaha masyarakat.
Letaknya yang berdekatan dengan rumah dinas dan kantor bupati menjadikan badan jalan yang telah beralih fungsi tersebut memberikan kesan kumuh. Apalagi bentuk bangunannya juga bervariasi.
Hari ini, genaplah Labura berusia 15 tahun dan pemimpinnya saat ini adalah pasangan Hendriyanto Sitorus SE MM-H Samsul Tanjung ST MH. Sejak dilantik pada 27 Pebruari 2021 lalu, pasangan dengan tagline HEBAT ini sudah mencatat sejumlah prestasi.
Seperti program Bupati Ngantor di Desa (Bung Desa) berhasil meraih juara I inovasi tingkat Sumut. Kemudian menorehkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Katagori Madya, Predikat Pertama untuk penanganan Stunting tingkat Sumut dan terbaik keempat tingkat nasional.
Menjelang HUT Labura, Hendriyanto Sitorus juga meraih penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2023 dari Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo. Selain itu, tercatat sejumlah penghargaan atau prestasi yang diraih pasangan HEBAT.
Hadiah terindah yang diterima masyarakat Labura pada tahun ini adalah kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok media Mei lalu. Ini menjadi sejarah karena pertama kali seorang presiden datang ke Labuhanbatu Raya.
Harapan
Di tengah beragam prestasi yang telah ditorehkan, masih banyak harapan masyarakat dengan adanya pemekaran Labura. Karena salah satu harapan adanya pemekaran adalah mendekatkan masyarakat dengan berbagai lembaga pelayanan publik.
Hingga kini, institusi pemerintah yang sudah berdiri selain Pemkab dan DPRD Labura antara lain adalah Kementerian Agama (Kemenag), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Pusat Statistik.
Sementara Kepolisian Resort, Kejaksaan, Pengadilan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang merupakan lembaga yang sering bersentuhan dengan problematika masyarakat, hingga kini belum terwujud. Akibatnya jika ada warga yang berhubungan dengan instansi itu terpaksa harus ke Rantauprapat yang jaraknya lebih kurang 65 Km dari ibukota Labura.
Semoga dengan memasuki usia ke-15 ini, kemajuan dan pelayan daerah bagi warga semakin baik dan meningkat. Demikian juga dengan penataan wajah ibukota yang merupakan cerminan sebuah kabupaten dapat lebih indah. Semoga....
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023