Rumah Karya Indonesia (RKI) kembali melakukan launching album baru bernama Sira di Medan, Kamis (1/6/2023). Album Sira sendiri berisi empat 4 track reportoar yang akan segera tampil di pulau Jawa.
Album berisi 4 track reportoar musik tradisi dari empat puak di kawasan Danau Toba, yaitu Toba, Simalungun, Karo, dan Pakpak.
"Musik-musik yang akan ditampilkan itu merupakan buah karya dari 4 komposer yang mewakil 4 puak di kawasan Danau Toba, Yaitu Tria Simbolon dari Puak Toba dengan judul karya Sitolu Sada, Sintong Pasaribu dari puak Pak-pak dengan judul karya Perbobah, Hiskia Anri Puba dari Puak Simalungun dengan judul karya Dinggur, dan Brevin Tarigan dari puak Karo dengan judul karya Ningkah," kata Direktur Rumah Karya Indonesia Ojax Manalu.
Menurut Ojax, untuk merilis album baru itu butuh waktu yang panjang dan proses matang, dengan beberapa inovasi.
“Penciptaan musik ini memerlukan proses yang panjang, mulai dari riset, penciptaan, hingga sekarang bisa tampil di depan kita,” tuturnya.
SIRA sendiri secara harafiah artinya garam yang diambil dari leksikon bahasa daerah di Sumatera Utara. Dalam hal ini, SIRA dimaknai sebagai “SInergi RAsa” pada konteks pertunjukan, sebagai idiom yang penguatkan peran identitas puak (penggolongan) di delapan kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
Ojax menjelaskan 4 musik ini adalah hasil diskusi dalam forum komposer yang dinamani Eta Margondang. Eta Margondang sendiri merupakan wadah yang diciptakan untuk para omposer musik tradisi di Sumatera Utara untuk sama-sama bersinergi memperjuangkan musik tradisi Sumatera Utara. Eta Margondang ini merupakan produk dari Laket Toba Traditional Festival yang telah digarap RKI selama tiga tahun terakhir.
Selain 4 karya musik, dalam launching ini juga turut menayangkan film-film dokumenter yang mengangkat ritual dan tradisi di 4 puak tersebut. 4 film dokumenter ini diproduksi oleh RKI Docs dengan sutradaranya Ori Semloko. 4 film dokumenter tersebut berjudul Huda-huda dari Simalungun, Sipaha Lima dari Toba, Penusur Sira dari Karo, dan Mameree Cinta Lao dari Pak-pak.
Setelah launching album ini, RKI juga kan melaksanakan tournya yang pertama ke pulau jawa, yaitu Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan solo. Sebelum melanjutkan ke berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara di ASEAN.
Melalui launching album dan perjalanan SIRA ini, Ojax berharap musik tradisi semakin bisa diterima masyarakat dan eksistensinya terus terjaga. Selain itu, ia juga mengharapkan melalui launching album dan perjalanan SIRA, seni khusunya musik tradisi Sumatera Utara semakin bergaung dan diperhitungkan di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Album berisi 4 track reportoar musik tradisi dari empat puak di kawasan Danau Toba, yaitu Toba, Simalungun, Karo, dan Pakpak.
"Musik-musik yang akan ditampilkan itu merupakan buah karya dari 4 komposer yang mewakil 4 puak di kawasan Danau Toba, Yaitu Tria Simbolon dari Puak Toba dengan judul karya Sitolu Sada, Sintong Pasaribu dari puak Pak-pak dengan judul karya Perbobah, Hiskia Anri Puba dari Puak Simalungun dengan judul karya Dinggur, dan Brevin Tarigan dari puak Karo dengan judul karya Ningkah," kata Direktur Rumah Karya Indonesia Ojax Manalu.
Menurut Ojax, untuk merilis album baru itu butuh waktu yang panjang dan proses matang, dengan beberapa inovasi.
“Penciptaan musik ini memerlukan proses yang panjang, mulai dari riset, penciptaan, hingga sekarang bisa tampil di depan kita,” tuturnya.
SIRA sendiri secara harafiah artinya garam yang diambil dari leksikon bahasa daerah di Sumatera Utara. Dalam hal ini, SIRA dimaknai sebagai “SInergi RAsa” pada konteks pertunjukan, sebagai idiom yang penguatkan peran identitas puak (penggolongan) di delapan kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
Ojax menjelaskan 4 musik ini adalah hasil diskusi dalam forum komposer yang dinamani Eta Margondang. Eta Margondang sendiri merupakan wadah yang diciptakan untuk para omposer musik tradisi di Sumatera Utara untuk sama-sama bersinergi memperjuangkan musik tradisi Sumatera Utara. Eta Margondang ini merupakan produk dari Laket Toba Traditional Festival yang telah digarap RKI selama tiga tahun terakhir.
Selain 4 karya musik, dalam launching ini juga turut menayangkan film-film dokumenter yang mengangkat ritual dan tradisi di 4 puak tersebut. 4 film dokumenter ini diproduksi oleh RKI Docs dengan sutradaranya Ori Semloko. 4 film dokumenter tersebut berjudul Huda-huda dari Simalungun, Sipaha Lima dari Toba, Penusur Sira dari Karo, dan Mameree Cinta Lao dari Pak-pak.
Setelah launching album ini, RKI juga kan melaksanakan tournya yang pertama ke pulau jawa, yaitu Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan solo. Sebelum melanjutkan ke berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara di ASEAN.
Melalui launching album dan perjalanan SIRA ini, Ojax berharap musik tradisi semakin bisa diterima masyarakat dan eksistensinya terus terjaga. Selain itu, ia juga mengharapkan melalui launching album dan perjalanan SIRA, seni khusunya musik tradisi Sumatera Utara semakin bergaung dan diperhitungkan di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023