Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengakui evakuasi terhadap jenazah Pratu Mitfatul Arifin belum dapat dilakukan akibat cuaca yang tidak bersahabat.

Memang benar akibat cuaca di TKP menyebabkan jasad prajurit yang tergabung dalam Satgas Yonif R 321/GT belum dapat dilaksanakan.

Karena itu Selasa (18/4) evakuasi diprioritaskan kepada prajurit yang selamat sehingga tadi telah dievakuasi empat prajurit yang mengalami luka tembak.

"Kondisi mereka stabil bahkan sempat memberi hormat saat bertemu mereka dan saat ini sudah berada di rumah sakit untuk mendapat penanganan medis," kata Laksamana TNI Yudo Margono di Timika, Selasa.

Dijelaskan, dari 36 prajurit yang melaksanakan patroli untuk pencarian terhadap pilot Susi Air Philip Max Merhtens, seorang prajurit gugur yakni Pratu Mitfatul Arifin.

Saat melaksanakan evakuasi, pasukan diserang dan ditembaki KKB hingga menyebabkan empat orang terluka tembak serta empat prajurit lainnya belum terkonfirmasi dan masih dicari.

Saat ini konsentrasi mengevakuasi Pratu Mitfatul Arifin yang meninggal dan terjatuh ke jurang.

"Keterangan pers baru dapat dilakukan hari ini setelah mendapat laporan langsung dari anggota di lapangan sehingga tidak simpang siur sekaligus dapat mengevaluasi dan mengarahkan bagaimana kedepannya dalam melaksanakan operasi," kata mantan KSAL itu.

Laksamana TNI Yudo Margono menambahkan operasi penegakan hukum yang sebelumnya dilakukan secara soft approach dengan kondisi ini maka ditingkatkan menjadi operasi siaga tempur darat.

Kalau di Natuna ada operasi siaga tempur laut maka disini adalah operasi siaga tempur darat sehingga naluri tempur nya terbangun.

Walaupun demikian operasi teritorial tetap akan dilaksanakan tetapi ketika dihadapi seperti ini maka harus dilakukan operasi siaga tempur, tegas Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.

Pewarta: Evarukdijati

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023