Kenduri punggahan dan ziarah kubur merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagian masyarakat di perbatasan Labuhanbatu Utara dan Asahan. Kenduri punggahan biasanya dilaksanakan di masjid setempat.

Seperti di Masjid Baitul Iman Lingkungan V Kelurahan Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuhhulu, pihak Badan Kemakmuran Masjid (BKM) telah melaksanakan kegiatan tersebut beberapa hari sebelum Ramadhan 1444 H.

Menurut Ketua BKM Baitul Iman Indra Muheri Simatupang SSos, kenduri tersebut dilaksanakan di masjid dan diikuti warga masyarakat sekitar, baik pria, wanita dan anak-anak.

"Tahun ini kita juga mengisi kegiatan dengan penyerahan tali asih kepada anak yatim dan kaum dhuafa," ujarnya kepada Antara, Rabu terkait kegiatan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk tausiah agama, pihaknya mengundang Al Ustadz H Muammar Ros SE yang pada inti tausiahnya menjelaskan tentang tingkatan puasa serta ibadah apa yang dilaksanakan dalam mengisi Ramadhan.

Hal serupa juga dilaksanakan BKM Al Husna yang berada Dusun II Desa Ledongtimur Kecamatan Aekledong. Kenduri punggahan dilaksanakan di masjid tersebut secara sederhana.

"Biasanya kita melaksanakan kenduri Punggahan setelah sholat Isya. Namun karena ada kemalangan yaitu wafatnya Imam Masjid sehari sebelumnya, maka kita melakukan baksa Maghrib," ujar salah seorang jamaah.

Seperti halnya di Masjid Baitul Iman, di Masjid Al Husna, warga juga makan bersama di masjid pada acara kenduri punggahan menyambut Ramadhan 

Tradisi lain yang dilaksanakan masyarakat di perbatasan dua kabupaten itu adalah ziarah kubur. Para peziarah mendatangi makam sanak keluarga mereka di pemakaman.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pedagang bunga untuk menjajakan dagangannya. Karena umumnya penziarah tidak membawa bunga saat mau berziarah, sehingga mereka membeli di lokasi yang ada dekat pemakaman.



 

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023