Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan strategi "beyond globalization" yang memberi kesempatan bagi negara berkembang menjadi negara maju seperti Indonesia,
"Ada globalisasi kita bicara 'beyond globalization'. Apa artinya? globalisasi yang memberi kesempatan negara berkembang menjadi maju seperti Indonesia, memberi kesempatan negara berkembang untuk maju seperti Indonesia itu hak, hak segala bangsa. Artinya apa? kalau kita bicara globalisasi kita juga mesti punya globalisasi versi Indonesia," kata Erick dalam acara "Economic Outlook" 2023 di Jakarta, Selasa.
Ia menilai saat ini Indonesia menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut tidak terlepas dari keinginan Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Semua dunia mengakui kalau China dulu tahun 80-an sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, hari ini Indonesia salah satunya. Saya bilang salah satunya, artinya apa? sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Kita ingin menjadi negara yang maju, kita punya hak menjadi bagian ekosistem yang mau dibangun oleh dunia, rantai pasok yang dibangun dunia karena kita punya 'challenging' sebagai bangsa juga ada 'job creation' pembukaan lapangan pekerjaan, demografi kita sangat mudah," lanjut Erick.
Namun, dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan Indonesia tetap berhati-hati dengan globalisasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kalau saya, kita tetap harus berhati-hati terhadap 'policy' globalisasi, globalisasi yang akan menentukan apakah pertumbuhan kita tetap seperti hari ini atau kita tersendat," tuturnya.
Alasannya, kata dia, globalisasi dapat dilihat dari dua perspektif, ada yang setuju dan tidak.
Ia mengatakan globalisasi memang kerap menjadi perdebatan, apalagi Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) dan pasar.
"Artinya apa? ketika kita bicara globalisasi itu ada dua perspektif, 'yes' and 'no' apakah salah? tidak. Benar (globalisasi) ini sebuah 'policy' ini sebuah digitalisasi. "No"? tidak salah memang basis Indonesia itu sumber daya alam dan 'market' tetapi kenapa debat ini tidak kita geser ke arah yang tidak perlu berdebat kusir tetapi menjadi sebuah solusi. Kenapa kita tidak bicara 'beyond globalization', ungkap Erick.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Ada globalisasi kita bicara 'beyond globalization'. Apa artinya? globalisasi yang memberi kesempatan negara berkembang menjadi maju seperti Indonesia, memberi kesempatan negara berkembang untuk maju seperti Indonesia itu hak, hak segala bangsa. Artinya apa? kalau kita bicara globalisasi kita juga mesti punya globalisasi versi Indonesia," kata Erick dalam acara "Economic Outlook" 2023 di Jakarta, Selasa.
Ia menilai saat ini Indonesia menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut tidak terlepas dari keinginan Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Semua dunia mengakui kalau China dulu tahun 80-an sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, hari ini Indonesia salah satunya. Saya bilang salah satunya, artinya apa? sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Kita ingin menjadi negara yang maju, kita punya hak menjadi bagian ekosistem yang mau dibangun oleh dunia, rantai pasok yang dibangun dunia karena kita punya 'challenging' sebagai bangsa juga ada 'job creation' pembukaan lapangan pekerjaan, demografi kita sangat mudah," lanjut Erick.
Namun, dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan Indonesia tetap berhati-hati dengan globalisasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kalau saya, kita tetap harus berhati-hati terhadap 'policy' globalisasi, globalisasi yang akan menentukan apakah pertumbuhan kita tetap seperti hari ini atau kita tersendat," tuturnya.
Alasannya, kata dia, globalisasi dapat dilihat dari dua perspektif, ada yang setuju dan tidak.
Ia mengatakan globalisasi memang kerap menjadi perdebatan, apalagi Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) dan pasar.
"Artinya apa? ketika kita bicara globalisasi itu ada dua perspektif, 'yes' and 'no' apakah salah? tidak. Benar (globalisasi) ini sebuah 'policy' ini sebuah digitalisasi. "No"? tidak salah memang basis Indonesia itu sumber daya alam dan 'market' tetapi kenapa debat ini tidak kita geser ke arah yang tidak perlu berdebat kusir tetapi menjadi sebuah solusi. Kenapa kita tidak bicara 'beyond globalization', ungkap Erick.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023