Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, mendorong penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi lebih tepat sasaran yang dinikmati oleh masyarakat tidak mampu di daerah ini.
Plh Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kota Medan, Mansursyah di Medan, Selasa, menyatakan bahwa faktanya hingga kini BBM subsidi ternyata sebagian besar dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu.
"Data BPS (Badan Pusat Statistik) yang disampaikan Kementerian Keuangan pada 29 Agustus 2022 lalu menyebut bahwa realisasi BBM subsidi belum tepat sasaran di Kota Medan," kata Mansursyah.
Hal ini, lanjut dia, ditandai sekitar 89 persen BBM bio solar subsidi dinikmati kalangan dunia usaha, dan cuma 11 persen dinikmati rumah tangga di ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
"Parahnya lagi dari yang dinikmati rumah tangga itu, 95 persen di antaranya rumah tangga mampu dan lima persen rumah tangga miskin, seperti petani dan nelayan," terangnya.
Ia mengatakan untuk BBM pertalite subsidi sebesar 86 persen digunakan oleh rumah tangga, dan 14 persen kalangan dunia usaha.
Dari sebesar 86 persen rumah tangga ini, 80 persen di antaranya dinikmati rumah tangga mampu dan cuma 20 persen dinikmati rumah tangga miskin.
Data PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut hingga Juli 2022 menyebut konsumsi BBM bio solar subsidi di Sumatera Utara menyentuh 66 persen dari total kuota penyaluran tahunan dengan rata-rata 3.377 kiloliter/hari.
Sedangkan produk BBM pertalite hingga Juli 2022 sudah menyentuh angka 71 persen dari total kuota penyaluran tahunan dengan rata-rata konsumsi 4.606 kiloliter/hari.
"Dari data ini kita bisa menyimpulkan, permasalahan subsidi yang diberikan pemerintah lewat BBM masih menjadi masalah. Tapi namanya kebijakan akan terus kita perbaiki secara bertahap," terang Mansursyah.
Pihaknya berharap pemangku kepentingan, terutama pelaku usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Medan agar mengedukasi masyarakat tentang penggunaan BBM subsidi tepat sasaran dan sesuai peruntukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Plh Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kota Medan, Mansursyah di Medan, Selasa, menyatakan bahwa faktanya hingga kini BBM subsidi ternyata sebagian besar dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu.
"Data BPS (Badan Pusat Statistik) yang disampaikan Kementerian Keuangan pada 29 Agustus 2022 lalu menyebut bahwa realisasi BBM subsidi belum tepat sasaran di Kota Medan," kata Mansursyah.
Hal ini, lanjut dia, ditandai sekitar 89 persen BBM bio solar subsidi dinikmati kalangan dunia usaha, dan cuma 11 persen dinikmati rumah tangga di ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
"Parahnya lagi dari yang dinikmati rumah tangga itu, 95 persen di antaranya rumah tangga mampu dan lima persen rumah tangga miskin, seperti petani dan nelayan," terangnya.
Ia mengatakan untuk BBM pertalite subsidi sebesar 86 persen digunakan oleh rumah tangga, dan 14 persen kalangan dunia usaha.
Dari sebesar 86 persen rumah tangga ini, 80 persen di antaranya dinikmati rumah tangga mampu dan cuma 20 persen dinikmati rumah tangga miskin.
Data PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut hingga Juli 2022 menyebut konsumsi BBM bio solar subsidi di Sumatera Utara menyentuh 66 persen dari total kuota penyaluran tahunan dengan rata-rata 3.377 kiloliter/hari.
Sedangkan produk BBM pertalite hingga Juli 2022 sudah menyentuh angka 71 persen dari total kuota penyaluran tahunan dengan rata-rata konsumsi 4.606 kiloliter/hari.
"Dari data ini kita bisa menyimpulkan, permasalahan subsidi yang diberikan pemerintah lewat BBM masih menjadi masalah. Tapi namanya kebijakan akan terus kita perbaiki secara bertahap," terang Mansursyah.
Pihaknya berharap pemangku kepentingan, terutama pelaku usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Medan agar mengedukasi masyarakat tentang penggunaan BBM subsidi tepat sasaran dan sesuai peruntukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022