Iga Swiatek melanjutkan perjalanan menuju gelar juara French Open kedua dalam tiga tahun terakhir ketika pada Kamis menghancurkan petenis Rusia Daria Kasatkina dengan skor 6-2, 6-1 untuk mencapai final turnamen ini dan memperpanjang kemenangan berturut-turutnya menjadi 34 yang membuat orang terperangah.

Petenis nomor satu dunia itu hanya gagal dalam satu break dan memanfaatkan serangkaian kesalahan servis Kasatkina dengan menyudahi perlawanannya di Lapangan Philippe Chatrier.

Petenis asal Polandia juara edisi 2020 itu tak terkalahkan sejak Februari dan kini sudah menyamai rekor kemenangan berturut-turut terbanyak milik Serena William pada 2013. Kini dia hanya kehilangan dua set dalam empat turnamen terakhirnya.

Dia akan ditantang petenis remaja Amerika Serikat unggulan ke-18, Coco Gauff, atau petenis Italia Martina Trevisan dalam final Sabtu pekan ini.

Baca juga: Coco Gauff ke final French Open setelah gasak Trevisan

Swiatek kembali bermain sambil mengenakan pita berwarna bendera Ukraina pada topinya.

Petenis-petenis Rusia dan Belarus dibolehkan bertanding di Roland Garros tetapi terpaksa tak mengikuti Wimbledon karena ofisial All England Club melarang petenis kedua negara karena invasi Rusia ke Ukraina.

Belarus menjadi daerah pergerakan pasukan Rusia utama untuk invasi itu.

"Sungguh momen yang sangat istimewa. Ya, saya emosional sekali. Saya bersyukur sekali berada di tempat ini dan Anda tahu dalam keadaan sehat dan bisa memainkan permainan saya. Sungguh menakjubkan dan saya suka bermain di sini," kata Swiatek seperti dikutip Reuters.

"Tepat setelah tahun pertama saya terkena Covid dan saya tidak bisa melihat betapa banyak orang Polandia yang mau hadir. Sungguh luar biasa."

"Saya berusaha memperlakukan setiap pertandingan dengan cara yang sama. Saat saya menyadari ini salah satu pertandingan terbesar musim ini maka itu bisa membuat saya stres."

Swiatek mengawali laga dengan melakukan kesalahan ganda tetapi dipegang dan mengalami break pada gim kedua hanya untuk dipatahkan kembali oleh Kasatkina pada kedudukan 2-2.

Namun permainan petenis Rusia itu sendiri dipenuhi "unforced error" sehingga Swiatek mengumpulkan poin dengan mudah dengan mencuri servis dari lawannya sampai kedudukan 4-2.

Setelah itu dia memenangi delapan poin berturut -turut untuk membungkus set pembuka dengan backhand menyilang yang mengecoh Kasatkina.

Swiatek yang berusaha menjadi wanita keempat sejak 2000 setelah Justine Henin, Serena Williams dan Maria Sharapova yang dua kali mengangkat Piala Suzanne Lenglen, tetap mengendalikan laga untuk memimpin set kedua.

Tapi Kasatkina yang kalah dua set dalam tiga pertemuan terdahulu di antara kedua petenis musim ini, berusaha bertahan dengan sempat menyamakan kedudukan 1-1. Tapi setelah itu dia tak berdaya dengan menyerah ketika Swiatek mengakhiri laga dengan ace.
 

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022