Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia mampu pulih dari pandemi lebih cepat dibanding saat krisis 1997-1998 yang membutuhkan waktu empat tahun.
"Saat COVID-19, dalam waktu 1,5 tahun ekonomi kita telah mampu kembali ke masa sebelum pandemi dan ini adalah sesuatu yang patut kita syukuri dan banggakan. Namun ini bukan berarti tugas kami sudah selesai," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam acara Sherpa Track-Finance Track G20: Working Lunch di Jakarta, Rabu. (15/12)
Menurut dia, hal tersebut didorong oleh ketahanan sektor keuangan dan dunia usaha, serta instrumen dan kebijakan pemerintah yang responsif.
Di sisi penciptaan kerja pun, pengangguran telah berhasil menurun dalam 12 bulan terakhir, sehingga menyebabkan tingkat pengangguran bisa ditekan kembali dari yang sempat melonjak di level 7,1 persen menjadi 6,5 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Global keluarkan 19 triliun dolar AS tangani COVID-19
"Ini adalah langkah-langkah pemulihan ekonomi yang bisa langsung dirasakan masyarakat," tegas Menkeu Sri Mulyani.
Dirinya berharap seluruh pencapaian tersebut bisa menjadi modal pada tahun 2022, tepatnya di saat Indonesia menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan G20.
Kegiatan tersebut akan mencakup level keuangan dan bank sentral di mana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan bertanggung jawab, serta level Sherpa yang akan dikoordinir oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Sri Mulyani juga berharap agar seluruh rangkaian KTT G20 di Tanah Air bisa menimbulkan optimisme dan sinergi, sehingga Indonesia tidak hanya sukses menjadi tuan rumah Presidensi G20, namun juga sukses menunjukkan pemulihan ekonomi dan penanganan COVID-19 yang baik.
"Hal ini tentu akan kami dukung dari sisi APBN sebagai instrumen fiskal dan pada 2021 kami harapkan ekonomi akan menguat dan APBN kembali sehat, sehingga di 2022 pemulihan ekonomi makin terakselerasi dan APBN terkonsolidasi secara bertahap," ujar Menkeu Sri Mulyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Saat COVID-19, dalam waktu 1,5 tahun ekonomi kita telah mampu kembali ke masa sebelum pandemi dan ini adalah sesuatu yang patut kita syukuri dan banggakan. Namun ini bukan berarti tugas kami sudah selesai," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam acara Sherpa Track-Finance Track G20: Working Lunch di Jakarta, Rabu. (15/12)
Menurut dia, hal tersebut didorong oleh ketahanan sektor keuangan dan dunia usaha, serta instrumen dan kebijakan pemerintah yang responsif.
Di sisi penciptaan kerja pun, pengangguran telah berhasil menurun dalam 12 bulan terakhir, sehingga menyebabkan tingkat pengangguran bisa ditekan kembali dari yang sempat melonjak di level 7,1 persen menjadi 6,5 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Global keluarkan 19 triliun dolar AS tangani COVID-19
"Ini adalah langkah-langkah pemulihan ekonomi yang bisa langsung dirasakan masyarakat," tegas Menkeu Sri Mulyani.
Dirinya berharap seluruh pencapaian tersebut bisa menjadi modal pada tahun 2022, tepatnya di saat Indonesia menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan G20.
Kegiatan tersebut akan mencakup level keuangan dan bank sentral di mana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan bertanggung jawab, serta level Sherpa yang akan dikoordinir oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Sri Mulyani juga berharap agar seluruh rangkaian KTT G20 di Tanah Air bisa menimbulkan optimisme dan sinergi, sehingga Indonesia tidak hanya sukses menjadi tuan rumah Presidensi G20, namun juga sukses menunjukkan pemulihan ekonomi dan penanganan COVID-19 yang baik.
"Hal ini tentu akan kami dukung dari sisi APBN sebagai instrumen fiskal dan pada 2021 kami harapkan ekonomi akan menguat dan APBN kembali sehat, sehingga di 2022 pemulihan ekonomi makin terakselerasi dan APBN terkonsolidasi secara bertahap," ujar Menkeu Sri Mulyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021