Indonesia menerima bantuan vaksin COVID-19 produksi Janssen sebanyak 324 ribu dosis dari Pemerintah Belanda yang tiba di Tanah Air melalui kedatangan tahap ke-146, Jumat.
"Atas kedatangan ini, Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Belanda," ujar Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui siaran pers yang diterima di Jakarta.
Dia menjelaskan bantuan tersebut merupakan lanjutan dari bantuan Belanda untuk Indonesia. Bantuan vaksin Janssen pertama dari Pemerintah Belanda datang pada Sabtu (11/9) sebanyak 500 ribu dosis. Pemerintah Indonesia telah menerima 657 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Belanda.
Pemerintah Belanda juga memberikan donasi vaksin Moderna sebanyak 819.600 dosis pada Sabtu (30/10) dan 680.400 dosis pada Rabu (10/10).
Baca juga: Kemenkes: Ada kecenderungan masyarakat tunda vaksinasi COVID-19
Dia menjelaskan hibah ini merupakan wujud nyata hubungan baik dan erat antara Indonesia dengan Belanda, sekaligus bukti komitmen kedua negara untuk bahu-membahu dalam penanganan COVID-19 di dunia.
Nadia mengatakan Indonesia sejak awal gencar menyuarakan kesetaraan akses vaksin demi melindungi dunia dari ancaman COVID 19 yang terus bermutasi.
"Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, jika tidak ada kesetaraan akses vaksin, akan sangat sulit untuk memenuhi target vaksinasi yang dicanangkan WHO," ujarnya.
Ia memperkirakan akan ada hampir 80 negara yang tidak akan dapat mencapai 40 persen penduduk divaksinasi COVID-19 pada akhir 2021.
Di dalam negeri, kata dia, Indonesia terus menggencarkan program vaksinasi nasional hingga pelosok desa.
"Pemerintah pusat mendorong daerah-daerah terus melakukan percepatan dan perluasan vaksinasi bagi warganya. Dibantu juga dengan sejumlah instansi, seperti TNI dan Polri," ujarnya.
Selain jaminan ketersediaan stok vaksin, upaya percepatan juga dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait dengan berita-berita tidak benar alias hoaks yang banyak beredar.
Ia mengatakan di beberapa daerah hoaks ikut berperan memperlambat vaksinasi. Masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan.
"Sekali lagi pemerintah menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan ini aman dan berkhasiat, sudah mendapatkan izin BPOM," katanya.
Di sisi lain, kata Nadia, peningkatan kewaspadaan juga dilakukan seiring bermunculan kasus varian Omicron di berbagai negara.
"Peningkatan kewaspadaan termasuk dengan meningkatkan lagi disiplin pelaksanaan protokol kesehatan dan segera vaksinasi apapun jenis vaksinnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Atas kedatangan ini, Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Belanda," ujar Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui siaran pers yang diterima di Jakarta.
Dia menjelaskan bantuan tersebut merupakan lanjutan dari bantuan Belanda untuk Indonesia. Bantuan vaksin Janssen pertama dari Pemerintah Belanda datang pada Sabtu (11/9) sebanyak 500 ribu dosis. Pemerintah Indonesia telah menerima 657 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Belanda.
Pemerintah Belanda juga memberikan donasi vaksin Moderna sebanyak 819.600 dosis pada Sabtu (30/10) dan 680.400 dosis pada Rabu (10/10).
Baca juga: Kemenkes: Ada kecenderungan masyarakat tunda vaksinasi COVID-19
Dia menjelaskan hibah ini merupakan wujud nyata hubungan baik dan erat antara Indonesia dengan Belanda, sekaligus bukti komitmen kedua negara untuk bahu-membahu dalam penanganan COVID-19 di dunia.
Nadia mengatakan Indonesia sejak awal gencar menyuarakan kesetaraan akses vaksin demi melindungi dunia dari ancaman COVID 19 yang terus bermutasi.
"Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, jika tidak ada kesetaraan akses vaksin, akan sangat sulit untuk memenuhi target vaksinasi yang dicanangkan WHO," ujarnya.
Ia memperkirakan akan ada hampir 80 negara yang tidak akan dapat mencapai 40 persen penduduk divaksinasi COVID-19 pada akhir 2021.
Di dalam negeri, kata dia, Indonesia terus menggencarkan program vaksinasi nasional hingga pelosok desa.
"Pemerintah pusat mendorong daerah-daerah terus melakukan percepatan dan perluasan vaksinasi bagi warganya. Dibantu juga dengan sejumlah instansi, seperti TNI dan Polri," ujarnya.
Selain jaminan ketersediaan stok vaksin, upaya percepatan juga dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait dengan berita-berita tidak benar alias hoaks yang banyak beredar.
Ia mengatakan di beberapa daerah hoaks ikut berperan memperlambat vaksinasi. Masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan.
"Sekali lagi pemerintah menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan ini aman dan berkhasiat, sudah mendapatkan izin BPOM," katanya.
Di sisi lain, kata Nadia, peningkatan kewaspadaan juga dilakukan seiring bermunculan kasus varian Omicron di berbagai negara.
"Peningkatan kewaspadaan termasuk dengan meningkatkan lagi disiplin pelaksanaan protokol kesehatan dan segera vaksinasi apapun jenis vaksinnya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021