Wajah bersemangat Engly Pakpahan, siswi SDN 164575, Sarulla, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara bersama 13 anak lainnya sudah terlihat jelas saat memasuki ruang Aula Kantor Camat Pahae Jae, pagi hari itu.
Tak hanya Engly, Jeremia Siahaan siswi SDN 173234 Sarulla, dan Sandi Laguna Sihombing, siswi SDN 173237 Pangaloan, juga anak lainnya pun tampak penuh percaya diri saat akan menampilkan kemampuan literasi yang dimiliki dalam ajang lomba "story telling" tingkat SD se Kecamatan Pahae Jae, Senin.
Ternyata, kegiatan lomba yang digelar terbatas dan mematuhi protokol kesehatan itu memiliki magnet tersendiri bagi anak di tengah pandemi COVID-19, nan cukup lama mengurung aksi tampil berani, dan kemampuan literasi mereka.
Memang, lomba "story telling" dengan tema "7 Tahun pengabdian Bupati Taput Nikson Nababan, yang diinisiasi Camat Pahae Jae, Redianto Sinaga demi menggairahkan minat baca dan menempa kemampuan literasi anak, sengaja digelar di wilayah itu.
Jumlah total peserta, yakni sebanyak 14 anak, menjadi langkah pembatasan untuk menghindari terjadinya kerumunan.
"Nuaeng, dalani pe dang marlobang-lobang be (Sekarang, jalanan tak lagi berlobang)," sebut Engly, dalam penggalan ceritanya, saat kegiatan lomba telah dimulai.
"So amazing, saat tak ada lagi wilayah desa di Taput yang belum merdeka dari penerangan listrik," ungkap penggalan cerita peserta lainnya.
Seluruh peserta yang tampil memukau memaparkan ceritanya akan keberhasilan Bupati Nikson dalam memajukan wilayah itu.
Paparan cerita yang disampaikan dalam tiga campuran bahasa, baik bahasa batak, bahasa Indonesia, maupun bahasa inggris, mampu menarik perhatian pendengar di dalam aula.
Penyampaian cerita yang turut didukung sejumlah alat peraga ciptaan anak, semisal karton berbentuk gambar, juga cukup memberi nilai tambah atas penilaian dewan juri yang diisi oleh Altiasi Sihombing selaku Kordinator wilayah Pendidikan Pahae, Hetty Sitompul selaku Kepala Upt Perpustakaan, serta Triyana Simatupang selaku Kepala Upt Puskesmas Sarulla.
Alhasil, dari seluruh penampilan peserta, Engly Pakpahan Jeremia Siahaan, dan Sandi Laguna Sihombing, diumumkan sebagai peraih juara pertama, kedua, dan ketiga. Menurut Camat Redianto, kegiatan lomba yang digelar untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa sejak dini.
Harapnya, melalui kegiatan dimaksud, minat baca siswa semakin bertumbuh, memiliki daya kreativitasnya yang semakin berkembang, serta memicu rasa percaya diri, serta membentuk kemampuan berkomunikasi yang baik sejak dini.
"Kemampuan literasi tidak hanya soal baca tulis dan berhitung, tetapi juga soal kemampuan untuk mengolah dan memahami konteks informasi secara komperehensif saat mendapatkan asupan informasi," terang Redianto.
Kata dia, hasil studi "the world's most literate Nations" menyatakan tingkat literasi Indonesia berada diperingkat ke-60 dari 61 negara.
Demikian juga hasil survey PISA yang dirilis OECD tahun 2019, dimana tingkat literasi di Indonesia berada pada peringkat 10 dari 70 negara.
Bahkan, imbuh Redianto, semakin memprihatinkan saat mengetahui informasi soal minat baca masyarakat Indonesia hanya 0.001 persen, yang artinya dari setiap 1000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca, menurut UNESCO.
"Ini harus menjadi 'concern' kita bersama. Mudah-mudahan ke depan, kegiatan ini menjadi agenda tahunan, selaras dengan impian pemerintah kabupaten Taput untuk menciptakan lumbung SDM berkualitas," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Tak hanya Engly, Jeremia Siahaan siswi SDN 173234 Sarulla, dan Sandi Laguna Sihombing, siswi SDN 173237 Pangaloan, juga anak lainnya pun tampak penuh percaya diri saat akan menampilkan kemampuan literasi yang dimiliki dalam ajang lomba "story telling" tingkat SD se Kecamatan Pahae Jae, Senin.
Ternyata, kegiatan lomba yang digelar terbatas dan mematuhi protokol kesehatan itu memiliki magnet tersendiri bagi anak di tengah pandemi COVID-19, nan cukup lama mengurung aksi tampil berani, dan kemampuan literasi mereka.
Memang, lomba "story telling" dengan tema "7 Tahun pengabdian Bupati Taput Nikson Nababan, yang diinisiasi Camat Pahae Jae, Redianto Sinaga demi menggairahkan minat baca dan menempa kemampuan literasi anak, sengaja digelar di wilayah itu.
Jumlah total peserta, yakni sebanyak 14 anak, menjadi langkah pembatasan untuk menghindari terjadinya kerumunan.
"Nuaeng, dalani pe dang marlobang-lobang be (Sekarang, jalanan tak lagi berlobang)," sebut Engly, dalam penggalan ceritanya, saat kegiatan lomba telah dimulai.
"So amazing, saat tak ada lagi wilayah desa di Taput yang belum merdeka dari penerangan listrik," ungkap penggalan cerita peserta lainnya.
Seluruh peserta yang tampil memukau memaparkan ceritanya akan keberhasilan Bupati Nikson dalam memajukan wilayah itu.
Paparan cerita yang disampaikan dalam tiga campuran bahasa, baik bahasa batak, bahasa Indonesia, maupun bahasa inggris, mampu menarik perhatian pendengar di dalam aula.
Penyampaian cerita yang turut didukung sejumlah alat peraga ciptaan anak, semisal karton berbentuk gambar, juga cukup memberi nilai tambah atas penilaian dewan juri yang diisi oleh Altiasi Sihombing selaku Kordinator wilayah Pendidikan Pahae, Hetty Sitompul selaku Kepala Upt Perpustakaan, serta Triyana Simatupang selaku Kepala Upt Puskesmas Sarulla.
Alhasil, dari seluruh penampilan peserta, Engly Pakpahan Jeremia Siahaan, dan Sandi Laguna Sihombing, diumumkan sebagai peraih juara pertama, kedua, dan ketiga. Menurut Camat Redianto, kegiatan lomba yang digelar untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa sejak dini.
Harapnya, melalui kegiatan dimaksud, minat baca siswa semakin bertumbuh, memiliki daya kreativitasnya yang semakin berkembang, serta memicu rasa percaya diri, serta membentuk kemampuan berkomunikasi yang baik sejak dini.
"Kemampuan literasi tidak hanya soal baca tulis dan berhitung, tetapi juga soal kemampuan untuk mengolah dan memahami konteks informasi secara komperehensif saat mendapatkan asupan informasi," terang Redianto.
Kata dia, hasil studi "the world's most literate Nations" menyatakan tingkat literasi Indonesia berada diperingkat ke-60 dari 61 negara.
Demikian juga hasil survey PISA yang dirilis OECD tahun 2019, dimana tingkat literasi di Indonesia berada pada peringkat 10 dari 70 negara.
Bahkan, imbuh Redianto, semakin memprihatinkan saat mengetahui informasi soal minat baca masyarakat Indonesia hanya 0.001 persen, yang artinya dari setiap 1000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca, menurut UNESCO.
"Ini harus menjadi 'concern' kita bersama. Mudah-mudahan ke depan, kegiatan ini menjadi agenda tahunan, selaras dengan impian pemerintah kabupaten Taput untuk menciptakan lumbung SDM berkualitas," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021