Kematian pasti akan menimpa setiap yang bernyawa, hampir setiap hari kita akan mendengarkan kabar kematian dari saudara-saudara kita, bagi yang beriman akan menjadikan ini sebagai nasehat untuk hidup yang lebih baik, bermanfaat dan cenderung hidup dalam kebenaran. 

Di dalam al-qur’an surah An -Nisa’ Allah berfirman  

Artinya: Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. 

Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muham-mad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”

Tentunya kematian ini adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari, tidak bisa dipercepat, tidak dapat diperlambat, semua akan tiba masanya, tentunya mati dalam keadaan Husnul Khatimah lah yang kita idam-idamkan. 

Saat jenazah terbujur kaku, dan fardu kifayah telah dilaksanakan keseluruhanya, jenazah dikubur, sering kita menyaksikan orang melemparkan tanah kedalam kubur, atau membentuk tanah beberapa kepalan yang dibuat sebagai pengganjal jenazah dalam kubur.

Kalau dikampung kami Sidimpuan disebut sebagai bantalnya, bisa tiga kepal, lima kepal dan bahkan tujuh kepal, selalu mengambil angka ganjil karena diyakini sunnah angka ganjil. 

Namun sesunguhnya, adakah dalil atau rujukan tentang ini yang termaktub dalam qur’an dan sunnah baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Kita dapat mengambiil rujukan pada Qur’an Surah Thaha ayat 55, Allah berfirman:
 
Artinya: Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.

Dalam at taysir para ulama menjelaskan bahwasanya pada ayat ini terdapat dalil bahwa tidak ada tempat tinggakl bagi manusia kecuali di bumi. Mereka juga akan meninggal dunia di bumi dan akan dibangkitkan juga dari bumi.

Di dalam hadits disebutkan didalam kitab sunan, bahwa Rasulullah menghadiri pemakaman jenazah. 

Setelah jenazah dikebumikan, beliau mengambil segenggam tanah, lalu melemparkannya kedalam liang lahat seraya membaca firmannya (Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu). (dan kepadanya) Yakni pada tanah itu Kami akan mengembalikan kamu), (dan daripadanya)   (Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain).

Dari hadits diatas dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa, meletakkan kepalan tanah pada jenazah adalah sunnah, dan disunnahkan tiga kepalan tanah, bukan lima atau tujuh, yang dijadikan sebagai pengganjal atau disebut bantal jenazah, dan bagi para pelayat.

Tentunya kita tidak perlu heran lagi, jika ada pelayat yang melemparkan tanah sebanyak tiga kepal seraya membaca kandungan ayat surah Thaha ayat 55 tersebut. Wallohua’lam bisshowab.

**)Penulis adalah  Kepala KUA Kecamatan Padangsidimpuan Utara

 

Pewarta: H.M.Asroi Saputra Hasibuan, MA **)

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021