Werder Bremen pada Minggu (15/5) mengumumkan keputusan mereka memecat pelatihnya, Florian Kohfeldt, hanya sepekan menjelang Liga Jerman musim 2020/21 berakhir.

Pemecatan itu tiba kurang dari 24 jam setelah Bremen menelan kekalahan 0-2 dari FC Augsburg di WWK Arena, Sabtu malam tadi.

"Sayangnya setelah pertandingan di Augsburg kami tidak lagi yakin bisa bertahan di kasta tertinggi bersama Florian Kohfeldt," kata Direktur Sepak Bola Bremen Frank Baumann dalam laman resmi klub.

Baca juga: Klasemen Liga Jerman: Schalke 04 bantu Leipzig kunci tiket Champions

"Itulah mengapa kami melakukan diskusi pada malam setelah laga, dan sampai pada keputusan ini akhirnya. Kami percaya Florian Kohfeldt merupakan pelatih bagus, tapi sepakat harus melakukan perubahan sekarang jika ingin menghindari degradasi," ujarnya menambahkan.

Kekalahan itu memperpanjang tren buruk Bremen yang tak pernah merasakan kemenangan dalam sembilan pertandingan terakhir dan hanya meraih satu poin dari periode tersebut.

Berbarengan dengan kekalahan tersebut, Arminia Bielefeld memetik satu poin dalam laga kontra TSG Hoffenheim, sehingga membuat Bremen turun ke urutan ke-16 atau zona playoff promosi-degradasi.

Bremen masih belum sepenuhnya aman dari ancaman degradasi otomatis, karena dengan koleksi 31 poin mereka cuma unggul satu poin atas FC Cologne.
Foto arsip - Thomas Schaaf saat masih menangani Werder Bremen dan mendampingi tim itu menghadapi Bayer Leverkusen di Stadion BayArena, Leverkusen, Jerman, pada 27 April 2013. (ANTARA/AFP/Roberto Pfeil)
Panggil Thomas Schaaf

Dalam pengumuman yang sama, Bremen juga menginformasikan keputusan mereka untuk memanggil bantuan dari bekas pelatihnya Thomas Schaaf yang pernah bertugas di Wesertadion medio 1999-2013.

Schaaf setuju untuk mendampingi Bremen dalam pertandingan penutup musim melawan Borussia Moenchengladbach pada Sabtu (22/5) pekan depan.

Selain itu, bila mana Bremen terlibat dalam fase playoff promosi-degradasi melawan tim dari kasta kedua setelah 34 pekan pertandingan rampung, Schaaf juga akan tetap mendampingi Die Gruen-Weissen.

"Ini jelas sebuah tantangan besar, tapi kami masih punya kesempatan untuk bertahan di liga," kata Schaaf mengomentari tugasnya.

"Kami tak punya banyak waktu, tapi akan melakukan segalanya agar bisa memasuki pertandingan pemungkas dengan gairah, kepercayaan diri dan keyakinan atas kekuatan tim ini agar bisa sukses di ujungnya," ujarnya menambahkan.

Schaaf yang merupakan produk akademi Bremen dan menghabiskan seluruh karier profesionalnya di klub tersebut menjadi salah satu pelatih tersukses yang pernah bertugas di Weserstadion.

12 musim melatih Bremen, ia mampu meraih dwigelar domestik Liga Jerman dan DFB Pokal pada musim 2003/04.

Schaaf meraih dua trofi DFB Pokal lainnya pada 1999 dan 2009, serta satu trofi DFB Ligapokal (kompetisi serupa Piala Liga Inggris yang bubar 2007) pada 2006.

Ia juga membawa Bremen jadi runner-up Piala UEFA 2009, di edisi terakhir sebelum kompetisi kasta kedua Eropa itu berganti nama jadi Liga Europa.
 

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021