BMKG Wilayah I Medan, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, dan Stasiun Geofisika Aceh Besar, melakukan kolaborasi penelitian untuk kajian awal monitoring aktivitas gempa bumi Samosir yang frekuensinya cukup aktif dalam beberapa bulan terakhir.

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Hartanto, di Medan, Jumat, mengatakan, kolaborasi itu merupakan tindak lanjut dari hasil analisa yang dikeluarkan Pusat Regional (PGR) I dalam monitoring kejadian gempa bumi yang terjadi di kawasan Danau Toba. 

Dari Januari-28 April 2021, telah tercatat 84 kali kejadian dengan 81 kejadian gempa bumi dangkal dan 3 gempa bumi menengah di Samosir.

"Kolaborasi ini juga melibatkan tim Stasiun Geofisika Mata’ie, Banda Aceh dan PGR I Medan," katanya.

Kolaborasi dari pemasangan dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam identifikasi kejadian gempa bumi yang dalam beberapa bulan cukup aktif, sehingga dapat memberikan respon cepat untuk memberikan informasi dini kepada stakeholder.

Ketua Riset Geohazards Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TMRC) dan dosen Fakultas MIPA USK Dr. Muksin Umar, menjelaskan kolaborasi penelitian itu dilakukan dengan pemasangan 20 seismometer Fairfield Nodal Seismic di kawasan Danau Toba.

"Tim kolaborasi sudah jalan sejak 28 April hingga 12 Mei 2021 nanti. USK diwakili Arifullah dan Miswar. Instrument sensor ini akan mampu untuk mendeteksi aktivitas gempa bumi dengan skala magnitude kecil," katanya.

Sementara Kordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I Medan, Eridawati, mengatakan berdasarakan monitoring PGR 1, kejadian gempa bumi di Kabupaten Samosir dapat dikatakan cukup menarik perhatian.

Karena gempa bumi yang terjadi sangat lokal dan diasumsikan gempa bumi bersumber dari dike swarm dengan sebaran epicenternya di Kecamatan Palipi dan Kecamatan Nainggolan. 

"Untuk itu diperlukan kajian dan penelitian lebih lanjut. Dalam kolaboriasi ini, tim PGR 1 diwakilk Marzuki Sinambela, sebagai peneliti PGR 1. Saat ini tim sedang berjalan dan memasang seismometer di kawasan Danau Toba," katanya.

Sementara Kepala Stasiun Geofisika Aceh Besar, Djati Cipto Kuncoro melalui sambungan via seluler membenarkan bahwa kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang telah dibangun baik dengan USK di wilayah I, khususnya di Banda Aceh.

"Keterlibatan kita dengan mengutus staf analisa kita saudara Andre Simanjuntak. Stasiun Geofisika Mata’ie merupakan stasiun geofisika yang bekerja di bawah Pusat Regional I, Medan," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021