Memperingati Hari Down Syndrom Sedunia (HDSD), Penyedia layanan penyimpanan darah tali pusat (pusar) serta diagnostik Cordlife Indonesia menggandeng Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS) gelar "Down Syndrome Got Talent" sebagai wadah unjuk kemampuan anak- anak dengan kelainan kromosom.
Ajang unjuk kemampuan itu merupakan bagian dari 5th Trisomy Awareness Bash 2021 yang digelar untuk memberikan anak-anak down syndrome sebuah ruang untuk berekspresi dan membuat masyarakat lebih menerima kondisi mereka dengan lebih baik lagi.
“Kehadiran Trisomy Awareness Bash 2021 ke-5 kami harap dapat menjadi wadah bagi anak-anak Down Syndrome untuk terus mengasah kreativitasnya sehingga terbentuklah kepercayaan diri yang nantinya dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka di masa depan. Tak hanya untuk para anak-anaknya saja, namun Trisomy Awareness Bash 2021 juga dapat menjadi wadah bagi para orangtua untuk menggali berbagai informasi mengenai Trisomy dan anak-anak Down Syndrome,” kata Asisten Manajer Corporate Activation PT Cordlife Persada pungkas Wita Pratiwi dalam keterangannya, Minggu.
Baca juga: Hari Down Syndrome Sedunia,ini 3 fakta soal "down syndrome"
Diikuti oleh berbagai anak down syndrome yang tergabung dalam POTADS di 10 kota besar, pemenang dari kontes ini akan diumumkan pada acara puncak yang akan diselenggarakan pada Hari Down Syndrome Sedunia yang diperingati pada tanggal 21 Maret.
Selain memberikan ruang bagi para anak down syndrome untuk berkreasi, Cordlife juga mengadakan bincang- bincang dengan dokter dan ahli terkait Down Syndrome di Instagramnya @cordlifeindonesia yang dapat diakses kembali oleh para orang tua untuk mengenal kelainan kromosom itu.
Kegiatan ini pun diapresiasi oleh POTADS karena telah memberikan medium untuk berekspresi kepada anak-anak yang kerap mengalami tindakan kurang menyenangkan akibat perbedaan yang mereka miliki.
"Kami tentu senang, dengan adanya kegiatan ini kami ingin mengekspos anak-anak kami ke hadapan masyarakat. Ini loh mereka punya harapan, punya keinginan, serta cita-cita seperti anak normal. Mereka juga anak- anak yang berpotensi dan mau berpartisipasi di masyarakat. Mudah- mudahan kegiatan seperti ini bisa menghapus stigma buruk terhadap anak- anak kami," kata pengurus inti POTADS Eliza Octavianti Rogi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Ajang unjuk kemampuan itu merupakan bagian dari 5th Trisomy Awareness Bash 2021 yang digelar untuk memberikan anak-anak down syndrome sebuah ruang untuk berekspresi dan membuat masyarakat lebih menerima kondisi mereka dengan lebih baik lagi.
“Kehadiran Trisomy Awareness Bash 2021 ke-5 kami harap dapat menjadi wadah bagi anak-anak Down Syndrome untuk terus mengasah kreativitasnya sehingga terbentuklah kepercayaan diri yang nantinya dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka di masa depan. Tak hanya untuk para anak-anaknya saja, namun Trisomy Awareness Bash 2021 juga dapat menjadi wadah bagi para orangtua untuk menggali berbagai informasi mengenai Trisomy dan anak-anak Down Syndrome,” kata Asisten Manajer Corporate Activation PT Cordlife Persada pungkas Wita Pratiwi dalam keterangannya, Minggu.
Baca juga: Hari Down Syndrome Sedunia,ini 3 fakta soal "down syndrome"
Diikuti oleh berbagai anak down syndrome yang tergabung dalam POTADS di 10 kota besar, pemenang dari kontes ini akan diumumkan pada acara puncak yang akan diselenggarakan pada Hari Down Syndrome Sedunia yang diperingati pada tanggal 21 Maret.
Selain memberikan ruang bagi para anak down syndrome untuk berkreasi, Cordlife juga mengadakan bincang- bincang dengan dokter dan ahli terkait Down Syndrome di Instagramnya @cordlifeindonesia yang dapat diakses kembali oleh para orang tua untuk mengenal kelainan kromosom itu.
Kegiatan ini pun diapresiasi oleh POTADS karena telah memberikan medium untuk berekspresi kepada anak-anak yang kerap mengalami tindakan kurang menyenangkan akibat perbedaan yang mereka miliki.
"Kami tentu senang, dengan adanya kegiatan ini kami ingin mengekspos anak-anak kami ke hadapan masyarakat. Ini loh mereka punya harapan, punya keinginan, serta cita-cita seperti anak normal. Mereka juga anak- anak yang berpotensi dan mau berpartisipasi di masyarakat. Mudah- mudahan kegiatan seperti ini bisa menghapus stigma buruk terhadap anak- anak kami," kata pengurus inti POTADS Eliza Octavianti Rogi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021