Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Sudarsono Manalu mengungkapkan, sejumlah langkah dan program telah direalisasikan dalam upaya pencapaian target luasan 100 hektare areal pertanaman bawang merah di 2021.
"Saat ini, Taput telah miliki tiga kelompok penangkar bawang merah, baik itu untuk varietas Bima Brebes yang layak dan produktif dikembangkan di dataran rendah, maupun varietas Batu Ijo untuk dataran tinggi," ungkap Sudarsono kepada ANTARA, Sabtu (6/2).
Baca juga: Distan Taput targetkan penambahan luasan 300 hektare pertanaman pisang barangan merah
Dikatakan, langkah dan upaya pengembangan pertanaman bawang merah tersebut ditempuh di tengah meningkatnya animo masyarakat untuk menekuni pertanaman dimaksud.
"Sebanyak 2 Kelompok penangkar berada di Kecamatan Muara untuk varietas Bima Brebes, dan 1 kelompok di wilayah Siarangarang, Kecamatan Tarutung untuk varietas Batu Ijo," terangnya.
Luasan lahan penangkaran di Muara dipersiapkan seluas 0,4 ha untuk 700 kg benih unggul.
"Dari dua kelompok penangkar di Muara, sebanyak 4-5 ton bibit bersertifikat akan dihasilkan," jelasnya.
Sementara, di wilayah Siarangarang, penangkaran 2 ton benih unggul sedang dilaksanakan dan diproyeksikan menghasilkan minimal 20 ton bibit bersertifikat.
"Dalam standarisasi, hasil 25 ha bibit bersertifikat akan ditanami pada luasan 25 ha lahan," sebutnya.
Bibit bersertifikat tersebut diperoleh dari prosedur pemilihan selektif dan pelabelan calon benih unggul atas hasil penanaman 1 kg bibit bersertifikat yang mampu menghasilkan 10-25 kg bawang merah, saat panen tiba.
Untuk ketersediaan benih bawang merah bersertifikat, pihaknya juga telah mengusulkan pengadaannya dari pembiayaan APBN untuk 30 ha, dan pembiayaan propinsi untuk kebutuhan bibit pada luasan 5 ha areal pertanaman.
"Animo masyarakat cenderung meningkat untuk menekuni pertanaman bawang merah berdasarkan harga jual yang lebih stabil, usia panen cepat (maksimal 4 kali setahun), dan perawatan yang tidak terlalu rumit," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Saat ini, Taput telah miliki tiga kelompok penangkar bawang merah, baik itu untuk varietas Bima Brebes yang layak dan produktif dikembangkan di dataran rendah, maupun varietas Batu Ijo untuk dataran tinggi," ungkap Sudarsono kepada ANTARA, Sabtu (6/2).
Baca juga: Distan Taput targetkan penambahan luasan 300 hektare pertanaman pisang barangan merah
Dikatakan, langkah dan upaya pengembangan pertanaman bawang merah tersebut ditempuh di tengah meningkatnya animo masyarakat untuk menekuni pertanaman dimaksud.
"Sebanyak 2 Kelompok penangkar berada di Kecamatan Muara untuk varietas Bima Brebes, dan 1 kelompok di wilayah Siarangarang, Kecamatan Tarutung untuk varietas Batu Ijo," terangnya.
Luasan lahan penangkaran di Muara dipersiapkan seluas 0,4 ha untuk 700 kg benih unggul.
"Dari dua kelompok penangkar di Muara, sebanyak 4-5 ton bibit bersertifikat akan dihasilkan," jelasnya.
Sementara, di wilayah Siarangarang, penangkaran 2 ton benih unggul sedang dilaksanakan dan diproyeksikan menghasilkan minimal 20 ton bibit bersertifikat.
"Dalam standarisasi, hasil 25 ha bibit bersertifikat akan ditanami pada luasan 25 ha lahan," sebutnya.
Bibit bersertifikat tersebut diperoleh dari prosedur pemilihan selektif dan pelabelan calon benih unggul atas hasil penanaman 1 kg bibit bersertifikat yang mampu menghasilkan 10-25 kg bawang merah, saat panen tiba.
Untuk ketersediaan benih bawang merah bersertifikat, pihaknya juga telah mengusulkan pengadaannya dari pembiayaan APBN untuk 30 ha, dan pembiayaan propinsi untuk kebutuhan bibit pada luasan 5 ha areal pertanaman.
"Animo masyarakat cenderung meningkat untuk menekuni pertanaman bawang merah berdasarkan harga jual yang lebih stabil, usia panen cepat (maksimal 4 kali setahun), dan perawatan yang tidak terlalu rumit," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021