Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara Doni Latuperisa mengatakan kantong-kantong pusat rehabilitasi sangat diperlukan untuk recovery gajah liar yang masuk ke ruang tata kelola masyarakat maupun terjerat.

"Tentu kita menghindari konflik satwa dengan manusia, apalagi gajah adalah spesies kunci di Pulau Sumatera," ujar Doni, di Medan, Selasa (2/2).

Baca juga: Anak gajah berhasil diselamatkan dari jerat tali nilon oleh tim BKSDA Aceh

Ia menyebutkan, di Barumun Nagari Wildlife Santuary (BNWS) Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara juga memiliki tempat perawatan gajah.

"Jumlah populasi gajah di BNWS 15 ekor, dan kondisi satwa tersebut, dalam keadaan sehat serta aktif," ujarnya.

Doni menjelaskan, di Tangkahan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara ada Conservation Response Unit (CRU) merupakan destinasi ekowisata dengan suasana alam yang masih terjaga.

"Objek wisata tersebut sangat populer baik di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara, karena menyajikan keindahan alam, di dalam hutan belantara.Luas areal wisata alam itu, mencapai 17.000 hektare berada dalam pengelolaan Conservation Response Unit (CRU)," katanya.

"Dengan keindahan aneka ragam hutan belantara itu, para wisatawan dari mancanegara maupun dunia akan mendapatkan pengalaman yang dapat dinikmati secara langsung," katanya.

Sementara itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara mengelola tiga lokasi konservasi gajah.

Dengan jumlah 22 individu gajah yang tersebar di Pusat Latihan Gajah Holiday di Kabupaten Labuhan Batu Selatan (tiga), BNWS di Kabupaten Padang Lawas (15), dan Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di Kabupaten Simalungun (empat).

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021