Paula Dapena, pesepak bola divisi tiga sepak bola putri Spanyol yang bermain untuk klub Viajes InterRias FF, mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan karena tak mau memberikan penghormatan kepada mendiang legenda Argentina, Diego Maradona.

Menjelang pertandingan persahabatan yang berlangsung Sabtu pekan lalu melawan Deportivo La Coruna, semua pemain kecuali Dapena mengelilingi tengah lapangan untuk hening satu menit demi mengenang Maradona.

Dapena memilih duduk bersila sambil menghadap ke belakang sebagai unjuk protes.

"Bukan hanya saya yang dilecehkan di media sosial tetapi juga rekan-rekan satu tim saya," kata Dapena dalam laman ESPN.

Baca juga: Messi tiru gol dan keterampilan Maradona, tapi bukan gaya hidupnya

"Kami juga mendapatkan ancaman mati dan pesan-pesan seperti 'Saya akan cari rumah dan alamat kamu, mendatangi kamu dan mematahkan kakimu'."

Maradona meninggal dunia pada Hari Anti Kekerasan terhadap Wanita Internasional, 25 November 2020.

Pada 2014 Maradona pernah muncul di video yang berisi pernyataannya soal tuduhan telah melakukan KDRT kepada istrinya Oliva.

Baca juga: Dokter pribadi Maradona diduga lakukan "pembunuhan secara tak disengaja"

"Saya ambil telepon tetapi sumpah saya belum pernah memukul wanita," kata Maradona saat itu.

Dapena, yang juga seorang guru menyatakan akan ironis jika orang mengabaikan masa lalu Maradona.

"Kelihatannya hipokrit melakukan hening satu menit demi Maradona yang sudah dikenal tukang mengkerasi, dan tidak melakukan (hening sejenak) demi para korban kekerasan terhadap wanita," sambung dia.

Dapena mengaku kaget cuma dia pesepak bola putri yang tak mau menghormati Maradona.

"Melakukan hening satu menit guna menghormati dia adalah menyalahi nilai-nilai saya," tutup dia.

Pewarta: Jafar M Sidik

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020